X-Max 250, Yamaha Buruan Dong…!!!

Bro n Sist,

Lebih dari setahun lalu saya pernah nulis tentang prediksi harga Yamaha X-max 250 (klik disini…) . Sampai sekarang tulisan tersebut jadi top view di blog saya ini. Yaah… Untuk ukuran blog yang diupdate sesukanya, view diatas 45.000 untuk satu artikel terbilang langka. Satidaknya cukup mengindikasikan antusiasme pecinta roda dua tanah air terhadap motor ini.

Bikers tua malas menunduk

Matic bongsor sejatinya sangat dibutuhkan oleh pecinta roda dua yang sudah malas naik motor sport. Golongan urban kelas menengah dengan usia diatas 30 tahun yang suka naik motor, tentunya sudah gak mau lagi menunduk-nunduk ala Valentino Rossi. Kecuali sport rider sejati seperti om Leopold. Di sisi lain, mereka ini menginginkan kendaraan roda dua yang nyaman dengan performa tinggi, sekaligus praktis untuk menunjang aktifitas sehari-hari.

Pengganti Mobil

Selain para biker yang sudah enggan naik motor sport, skutik bongsor yang nyaman juga ditunggu-tunggu oleh para pengguna mobil yang mulai jenuh dengan padatnya lalulintas kota-kota besar. Skutik bongsor seperti X-max 250 ini bisa menjadi jawaban bagi para pekerja kantoran yang ingin beralih dari mobil ke motor yang nyaman dikendarai.
Momentum Tepat

Saat ini adalah saat yang tepat meluncurkan X-max 250. Saat market sudah teredukasi dan terbentuk dengan keberadaan Nmax, saat kompetitor masih berkutat dengan motor sport 250 yang trend nya mulai menurun, saat itulah X-Max kembali jadi first mover yang menggemukkan segmen skutik bongsor di negeri ini. 

Pioneer Skutik 250 belum terlalu kuat

Memang Yamaha X-max 250 bukan menjadi yang pertama di Indonesia. Sebelumnya sudah ada SYM Joymax dengan kualitas OK namun harga 60 jutaan. Ada juga Benelli Zafferano produksi China dengan harga 39 jutaan. Namun mereka masih belum kuat. Kehadiran Yamaha di segmen ini justru yang akan membuat booming skutik 250cc.  

Jangan sampai keduluan kompetitor

Ingat, spyshoot, bocoran dan wacana mengenai X-max 250 sudah muncul sejak tahun lalu. Bukan mustahil jika kompetitor, sebut saja AHM sudah menangkap sinyal serta mempelajari segmen ini. Semakin Yamaha menunda-nunda dan tak pernah nyatakan cinta*lho?.. Semakin memberikan waktu yang cukup bagi kompetitor untuk melakukan counter attack.

Jangan jatuh di lubang yang sama

Orang beli skutik bongsor itu pastinya menginginkan kenyamanan. Jadi, jangan tonjolkan atau hilangkan sekalian jargon sport pada skutik bongsor. Buatlah motor dengan riding position dan suspensi sekali lagi suspensi yang nyaman. Tidak perlu dibuat keras dengan tujuan sporty.

Last,

Yamaha, please deh, buruan keluarin!!
Foto: Yamaha Eropa

[Driving Review] BMW 530i Tahun 1994 3.000cc V8

bmw 530i

Bro n Sist…

Setelah dapat unit BMW 530i Individual tahun 1994, mobil tersebut langsung saya bawa dari Yogyakarta ke Cikarang untuk direview. Berikut ini hasil review saya, silahkan disimak.

BMW 530i Individual E34M60. 3.000cc V8 32 valve. Tahun 1994 (usia 22 tahun)

Rute: Jogja – Cikarang via Bumiayu

Kesan pertama



Mobil terasa bongsor, lebar dan panjang. Kabin lega dan mewah. Body e34 terlihat classic (jadul) dan berkarakter.

Fitur



ABS, air bag, electric seat, cool box, electric krey (rusak), electric mirror, dual mode untuk transmisi matic yaitu Auto (A) & Sport (S), instrumen cluster tergolong lengkap, sangat canggih pada jamannya, dll

Driving position



Driving position bisa diatur suka2 dengan pengaturan jok electric. Ada 4 axis pengaturan:

Maju mundur jok

Naik turun jok

Rebah tegak sandaran bahu

Naik turun sandaran kepala

Driving position terasa nyaman, visibilitas cukup baik, walaupun agak merepotkan bagi driver pemula. Kaca spion original BMW bagi saya terlalu datar (kurang cembung), akibatnya kendaraan di belakang terlihat sangat dekat. Perlu pembiasaan. Yg menarik, kaca spion ini anti silau.

Handling dan Suspensi



BMW e34 ini memiliki handling yg cukup baik, stabil di kecepatan tinggi, dengan body yg panjang dan lebar masih cukup mumpuni diajak menikung tajam, meskipun kalau dibandingkan dengan BMW seri 3 atau Mitsubishi Lancer, masih kalah presisi. Sedangkan untuk suspensi, e34 ini tergolong sangat nyaman. Suspensi empuk, tetapi tidak terasa mengayun. Bisa dibilang sektor kenyamanan suspensi inilah yg membuat e34 unggul telak dibanding e36 (seri 3).

Performa



Dengan engine 3.000 cc V8 DOHC 32 valve, mobil ini punya tenaga yang beringas mencapai 218HP. Sayangnya dengan konvigurasi V8, tenaga yg dahsyat baru terasa diatas 2500rpm, dibawah itu terasa biasa saja.

Pada mode A, akselerasi mobil ini tidak terlalu istimewa untuk ukuran BMW, tapi pada mode S, sekali tancap gas dijamin badan langsung tersentak tertarik ke belakang. Sangat asyik untuk bermain2 menyalip di Tol, tinggal towel ke mode S, mobil serasa pakai NOS. Wuuush… Meskipun dengan konsekuensi konsumsi bbm yg sangat boros.

Traksi dan Pengereman


Traksi ban Bridgestone Turanza 225/60 -15 yang terpasang di velg 15″ standar BMW seri 5 ini tergolong cukup baik. Beberapa kali terpaksa melakukan hard braking, tidak ada gejala slip, bahkan di kondisi track basah. Hal ini tentunya juga berkat kinerja rem ABS dan power brake yang berfungsi dengan baik.

Untuk mobil dengan bobot 1.6 ton transmisi matic, saya mengapresiasi kualitas pengereman mobil ini. Meskipun tidak sebaik seri 3 yang memiliki bobot lebih ringan.

Konsumsi BBM



Dengan cara driving masih sering lihat jarum “Fuel Consumption” (tujuan eco drive) tapi terkadang sering lupa, sering main-main dengan mode sport sampai 4500 rpm. Konsumsi BBM rata2 sekitar 7.5km/liter untuk perjalanan Jogja – Cikarang menggunakan Pertamax 92.

Kesimpulan



BMW e34 M60 Individual menawarkan kenyamanan yang baik dengan segudang fitur yg memanjakan tanpa menghilangkan karakter BMW di dalamnya. E34 cocok untuk perjalanan jauh bersama keluarga. Mobil dengan usia 22 tahun yang memiliki teknologi dan kenyamanan diatas rata-rata. Bahkan mobil tua ini masih terasa lebih nyaman dan lebih kencang jika dibandingkan mobil 300jutaan yang baru keluar dari dealer. Trust me!
Pros :

(+) Suspensi nyaman

(+) Kabin cukup luas

(+) Interior mewah dan kaya fitur

(+) Handling stabil di kecepatan tinggi
Cons

(-) Body bongsor, panjang dan lebar

(-) Kurang lincah dibanding seri 3

(-) Boros BBM

(-) Eksterior terkesan jadul
Bro n Sist, silahkan dikomentari…

 

Baca juga:

Bengkel Spesialis BMW, OB Motor Jogja

7 Alasan Jangan Beli BMW 530i E34

Berburu BMW Tua

bmw tua

Bro n Sist…

Bulan september ini menjadi awal yang baru bagi saya karena kami sekeluarga akan melanjutkan petualangan berikutnya dengan kendaraan yang saya idam-idamkan selama bertahun-tahun yaitu sebuah BMW. Di blog tercinta ini, saya akan mendokumentasikan sekaligus berbagi cerita tentang BMW, siapa tahu bisa bermanfaat bagi Bro n Sist yang tertarik untuk memelihara the ultimate driving machine ini.

Babak pertama dimulai dengan mengumpulkan informasi mengenai BMW tua ini. Di era informasi seperti sekarang ini, asalkan mau, tidak akan kesulitan memperoleh infornasi yang kita perlukan, termasuk info tentang BMW tua. Mulai dari forum diskusi (semacam kaskus, seraya motor, modcom), group FB sampai blog yang mengulas tentang BMW tua ini dengan mudah kita temukan.

Mengumpulkan informasi ini sangat penting bagi saya untuk mengetahui suka duka, plus minus, serta kenikmatan dan resiko yang akan saya terima jika memelihara BMW tua.

Kenapa BMW tua?

Sudah pasti jawabannya karena BMW muda masih diluar jangkauan. Namun kalau ditanya “kenapa BMW?” jawabannya karena saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan BMW sejak tahun 1999 lalu. Bukan cuma itu, BMW adalah mobil kedua yang saya kendarai dan sensasinya masih terasa setelah hampir 17 tahun berpisah. Sensasi yang luar biasa yang tidak saya temukan setelah beberapa kali bergonta-ganti mobil.

Memilih BMW Tua

Dengan budget yang terbatas serta kebutuhan kabin yang luas, saya menjatuhkan pilihan pada BMW seri 5 E34 yang cukup populer di awal 90an. BMW dengan body E34 yang masuk ke Indonesia ternyata banyak macamnya:

535i E34M30 = 3500 cc dengan kode mesin M30, sistem injeksi masih menggunakan Jetronic

520i E34M20 = 2000cc 6 silinder inline dengan kode mesin M20, sistem injeksi masih menggunakan Jetronic dan menggunakan timing belt

518i E34M40 = 1800cc 4 silinder dengan kode mesin M40, masih menggunakan timing belt. Untuk body E34, tenaga mesin M40 ini dirasa sangat kurang.

520i E34M50 = 2000cc 6 silinder inline dengan kode mesin M50, sistem injeksi menggunakan Motronic (ECU) dan menggunakan timing chain.

520i E34M50TU = 2000cc 6 silinder inline dengan kode mesin M50TU, sistem injeksi menggunakan Motronic, mekanisme valve menggunakan timing chain dan dilengkapi dengan VANOS (semacam VVTi di toyota).

530i E34M60 = 3000cc 8 silinder V DOHC 32 valve dengan kode mesin M60. Sistem injeksi Motronic.

Diantara beberapa tipe BMW seri 5 e34 tersebut, 520i E34M50TU diklaim ketersediaan sparepart nya paling banyak, karena menggunakan mesin yang sama dengan adiknya yaitu BMW 320i E36 yang memiliki populasi sangat banyak.

Saya sendiri pada awalnya prefer untuk mendapatkan 520i M50TU. Namun takdir berkata lain, semua berubah saat saya test drive BMW 530i E34M60 3000cc V8 Individual. Seakan lupa dengan pakem konsumsi BBM dan ketersediaan sparepart. Sensasi kenyamanan seri Individual serta jambakan setan dari mode “Sport” di matic 3000cc ini benar-benar membuat saya terlena. Seperti terhipnotis, sekejap saya pun lupa dengan beberapa 520i yang saya datangi dan test drive sebelumnya. Bahkan saya lupa dengan standar pengecekan membeli mobil bekas. Pada akhirnya mobil pun mampir ke garasi ditebus dengan harga yang murah, namun memiliki beberapa PR yang tidak murah.

Penampakan BMW Tua Penghuni Garasi

Inilah badak merah penghuni garasi kami. BMW 530i E34 M60 B30 Individual. Seri Individual adalah seri dengan interior yang berbeda dengan seri standar. Dilengkapi dengan electric seat, electric krey, dan cool box (kulkas) menjadikan seri ini lebih mewah.

bmw tua

Tahapan berikutnya adalah restorasi agar bisa tampil seperti foto yang pertama. Hehehe…

Bro n Sist, silahkan dikomentari.

 

Baca juga:

Bengkel Spesialis BMW di Yogyakarta

Menjajal BMW 530i dari Jogja ke Bekasi via tol Cipali

7 Alasan jangan beli BMW E34 530i

Solo Touring “Wonderful Indonesia” Day 3 (Probolinggo – Gilimanuk – Tanah Lot – Kuta)

Masuk Bali

Bro n Sist…

Kelamaan disimpan, bukan berarti coretan perjalanan ini jadi basi. Biarpun udah gak fresh, saya coba lanjutin cerita perjalanan 8 hari solo touring pake Honda vario 125 di akhir Februari lalu. Tulisan kali ini berisi catatan-catatan perjalanan hari ketiga. Buat Bro n Sist yang mau tahu cerita sebelumnya, silahkan klik disini…

Silahkan disimak…

Continue reading

Restorasi Yamaha Scorpio 2005

image

Bro n Sist…

Beberapa waktu lalu saya pernah posting mengenai Yamaha Scorpio 2005 second yang sekarang jadi tunggangan saya, lengkap dengan plus dan minusnya. Sekitar 3 bulan lalu, Scorpio 2005 mampir di garasi saya, menggantikan Kawasaki ER6n yang udah berubah jadi 4 roda.

Punya motor second dengan umur lebih dari 10 tahun itu ternyata seru juga. Dengan berbagai kekurangan yang ada, lahirlah kreatifitas untuk membenahi tunggangan jadi sesuai dengan riding style kita. Begitu juga Scorpio seken punya saya ini. Setelah tiga bulan diutak-atik sana-sini baru berasa enaknya. Dan disitulah benih-benih cinta mulai bersemi dan tumbuh. Jiaahh…. ? ? Continue reading

ASTRA MOTOR Yogyakarta Kembali Menggelar Honda Student Skill Contest

Press Release.

image

Yogyakarta – Sebagai tindak lanjut pengembangan dan penerapan kurikulum Teknik Sepeda Motor (TSM) Honda di berberbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Astra Motor Yogyakarta sebagai Main Dealer sepeda motor Honda wilayah DIY, Kedu, dan Banyumas kembali menggelar Honda Student Skill Contest. Kegiatan ini merupakan manifestasi komitmen Astra Motor dan PT Astra Honda Motor dalam upaya meningkatan kualitas sekaligus daya saing sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan industri.

Continue reading

Secangkir Kopi “OPELET”

image

Moyudan, 16 April 2016

Kopi bubuk hitam dalam bungkus sachet ini konon hanya beredar di wilayah Bogor dan sekitarnya. Dari rasa dan aromanya, saya dapat mengenali bahwa kopi ini berjenis Arabica. Saya mendapatkan kopi ini dari seorang sahabat saya yaitu pak guru Andi salah satu voluntier tim SERDADU CAHAYA.

Diproduksi oleh industri kecil, dan beredar di kalangan masyarakat bawah, menjadikan kopi ini sangat istimewa bagi saya melebihi keistimewaan rasanya yang pekat, gurih dan khas.

Selepas hujan, menikmati kopi ini di depan rumah di tepi sawah dengan ditemani kueh tradisional, sungguh mampu menghadirkan kepuasan yang tiada tara. Seolah semua keinginan telah terpenuhi. Semua hasrat dan impian menjadi sangat sederhana se sederhana kemasan kopi OPELET ini.

“Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Salam ndeso…

Honda Verza di Mata Pemilik Scorpio

image

Bro n Sist…
Seminggu ini saya berada di Bekasi buat ngurus surat kepindahan penduduk dari DKI Jakarta ke kab. Bekasi. Lho, kok gak ke Jogja? Yang jelas nanti bakalan diurus untuk pindah ke Jogja, tapi bukan sekarang.

Sambil nunggu proses editing foto dan cerita perjalanan ke Bali Lombok Day 3, saya coba cerita pengalaman wara-wiri Bekasi – Jakarta pake Honda Verza 150 pinjaman mertua. Siapa tau bisa bermanfaat bagi Bro n Sist yang mau minang motor batangan Honda paling murah ini.

Continue reading

[Test Ride] Honda New CBR 150 R, Menyenangkan, tapi ada yang Kurang

IMG_2431

 

Bro n Sist…

Ini adalah kali ke 3 saya mereview motor milik pabrikan. Setelah 5 tahun ngebolog, baru 3 kali dipinjami motor pabrikan? wajar aja, karena blog saya memang blog luntang-lantung dan kebanyakan berisikan sharing ketimbang berita (News).

Hari sabtu lalu, saya mengikuti sesi “City Ride” di acara Regional Launching Honda New CBR 150 R yang diadakan oleh ASTRA Motor di kota Purwokerto. Mengenai acaranya, sangat meriah dan dikemas sangat menarik. Tapi saya gak akan bahas acaranya (sudah ada beberapa media dan teman-teman blogger yang memberitakan), melainkan saya akan sharing pengalaman keliling kota Purwokerto menggunakan motor sport Honda 150 cc terbaru ini.

Namanya blog, tentunya ulasannya suka-suka, dan sangat subjektif dari penulisnya. Berhubung blog ini punya saya, tentunya ulasan nya, subjektif berdasarkan yang saya rasakan. Bahasa kasarnya, suka-suka saya. Jangan protes ya.. :mrgreen: Continue reading

Solo Touring “Wonderful Indonesia” Day 2 ( Kandangan – Jombang – Probolinggo)

Yang di tengah itu adik saya. Mirip kan? hehehe..

Bro n Sist…

Lanjutin coretan perjalanan Jawa Bali Lombok pake Vario 125, kali ini masuk ke hari ke dua yaitu perjalanan dari Kandangan (Kediri) sampai Probolinggo. Perjalanan hari kedua ini pendek banget, jarak tempuh gak nyampe 200 Km.

Sekitar jam 9 pagi berangkat dari Ponpes Gontor Putri 5 dengan tujuan Banyuwangi. Sebelum langsung ke Banyuwangi, kami mapir dulu ke rumah temen saya yaitu om Dony di Jombang. Kebetulan syuting sinetron Preman Pensiun lagi libur, jadi beliau ada di rumah. :mrgreen: Continue reading