Embung Nglanggeran, Wajib Dikunjungi Kalau Ke Jogja

image

Bro n Sist,
Beberapa waktu lalu dengan menggunakan Chevrolet Spin LTZ, kami sekeluarga mengunjungi destinasi wisata alam di timur kota Jogja yaitu Embung Nglanggeran. Lokasi Embung Nglanggeran ini tidak begitu jauh dari kota Jogja, kurang lebih sekitar 27 km ke arah Wonosari.

Embung Nglanggeran ini terletak di desa Nglanggeran, kecamatan Patuk, kabupaten Gunung Kidul D.I. Yogyakarta. Rute menuju lokasi ini cukup mudah. Dari kota Jogja ke arah timur, melalui jalan Wonosari. Setelah melewati Bukit Bintang, lurus lagi, persis sebelum Jembatan Salam, belok kiri. Selanjutnya tinggal mengikuti plang penunjuk jalan ke Embung Nglanggeran.

Continue reading

[Test Ride] Kawasaki Versys X Tourer 250. Nyaman dan Mantap

​Bro n Sist…

Setelah tulisan mengenai impresi lebih dekat dengan Kawasaki Versys X 250 Tourer, kali ini saya akan mengulas hasil test ride motor ini. Tanpa basa-basi, silahkan disimak…

Riding Position nyaman

Duduk diatas motor ini terasa relaks dan nyaman. Jok tidak terlalu tinggi, masih cukup bersahabat untuk postur orang Indonesia. Sebagai gambaran, untuk postur saya 175/70, kedua kaki menapak dengan sempurna.

Bentuk jok mengikuti ergonomy “pantat” sehingga nyaman untuk diduduki. Meskipun busa jok tergolong cukup keras.

Stang tinggi dan lebar, serta dekat dengan badan sehingga mudah dijangkau. Menggenggam stang terasa pas dan karena cukup lebar, terasa ringan dikendalikan di kemacetan. 

Pijakan kaki/ foot step tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu mundur ke belakang layaknya motor sport. Cukup bersahabat untuk berkendara dalam jangka waktu yang lama.

Performa

Mengadopsi mesin Ninja 250/ Z250 dua silinder, performa motor ini tidak serta merta sama dengan Ninja. Ada sedikit perbedaan. Jika di Z250 putaran rendah terasa smooth dan sedikit kosong, tidak demikian dengan motor ini. Putaran rendah terasa lebih berisi dibanding Z250, walaupun tetap smooth dan tidak se galak MT25 apalagi Hyosung Comet 250.

Sedangkan putaran menengah keatas, rasanya masih identik dengan Ninja/ Z 250.

Saya mencoba gigi 1, 2 dan 3, putaran mesin terasa cepat naik dan tenaga terus terisi tanpa ada lag. Karakter seperti ini sepertinya cukup asik untuk cruising di jalur pantura dan masih cukup mumpuni untuk meliuk-liuk di tanjakan Tawangmangu- Cemoro Sewu.

Handling

Dengan bobot motor mencapai 173 kg, handling motor ini terasa mantap dan stabil di kecepatan tinggi. Sebaliknya, untuk meliuk-liuk tajam, memerlukan effort yg lebih dibanding motor sport 250cc dan juga butuh pembiasaan. Bagi rider yang terbiasa dengan moge, tentunya sangat mudah mengendalikan motor ini.

Suspensi

Suspensi depan motor ini menurut saya tergolong cukup keras untuk motor tourer & light ADV. Sedangkan suspensi belakang masih cukup. Dengan suspensi depan yang cukup keras ini, handling motor menjadi lebih stabil dan presisi, namun jelas akan sedikit mengurangi kenyamanan saat melintasi gravel, jalanan jelek atau polisi tidur.

Andai suspensi depan dibuat lebih lembut.

Traksi dan Pengereman

Menggunakan ban IRC tipe dual purpose, motor ini didesain untuk beradaptasi dengan trek tanah tapi tetap nyaman untuk digunakan di aspal. Sayangnya, di sesi test ride yang terbatas waktu itu saya tidak punya kesempatan menggali kemampuan traksi ban motor ini dengan maksimal. Untuk rute aspal dengan kecepatan sedang dan gaya riding yang tidak terlalu agresif, traksi ban masih sangat ok. 

Pengereman motor ini menggunakan disc brake depan dan belakang. Khusus versi Tourer sudah dilengkapi dengan ABS. Sempat saya test hard braking di jalur aspal kering kecepatan sekitar 60 km/jam. Hasilnya sangat baik. Motor berhenti dengan cepat, tanpa ada slip. Sedangkan ntuk kondisi basah dan jalanan berpasir belum sempat saya test.

Kesimpulan

Motor ini dirancang untuk Bro n Sist yang menggemari touring jarak jauh serta siap untuk melewati rintangan ringan. Meskipun dengan suspensi depan yang cukup keras, motor ini lebih nikmat dikendarai di aspal mulus dengan kecepatan tinggi dibanding melewati jalur tanah di lokasi terpencil.

Dengan riding position yang nyaman, performa yang mumpuni serta handling yang mantap; andai suspensi dibuat sedikit lebih lembut serta busa jok lebih empuk; motor ini akan sangat tepat untuk dijadikan teman berpertualang yang mengasyikkan.

Silahkan dikomentari…

Lebih Dekat Dengan Kawasaki Versys X 250 Tourer

Lebih Dekat Dengan Kawasaki Versys X 250 Tourer

Bro n Sist…

Mungkin sedikit terlambat mengulas Jagoan baru Kawasaki di kelas 250cc ini, tapi tidak ada salahnya jika Bro n Sist ingin tahu lebih jauh tentang motor ini. 

Yang saya ulas disini adalah Kawasaki Versys X 250 versi Tourer yang sudah dilengkapi aksesoris penunjang untuk touring. 

Di tulisan ini saya akan menggambarkan seperti apa sosok Kawasaki Versys X 250 Tourer, termasuk beragam aksesoris serta detail finishingnya; sedangkan di tulisan berikutnya saya akan mengulas review hasil test ride motor ini. So, pantengin terus ya Bro n Sist.

Versys X 250 menggunakan platform engine Ninja 250 2 silinder yang juga digunakan di Z 250. Mesin berkonfigurasi inline 2 silinder 250 cc bawaan Ninja ini mengalami beberapa sentuhan untuk disesuaikan dengan peruntukan motor Tourer serta light adventure.

Dengan kapasitas tangki bbm mencapai 17 liter, motor ini sepertinya sengaja didesain untuk perjalanan jarak jauh. Hmmm.. Menarik..

Berlokasi di Sumber Buana Motor yaitu main dealer Kawasaki untuk wilayah D.I. Yogyakarta, Kedu dan Banyumas kemudian dilanjutkan dengan sesi testride menyusuri jalan perkotaan dan pedesaan Jogja, saya bukan hanya berkesempatan melihat lebih dekat jagoan baru Kawasaki di kelas 250 cc ini, tapi juga merasakan sensasi mengendarai motor tourer yang telah lama saya idam-idamkan. Well, berikut impresi saya mengenai motor ini:

Besar, Gagah dan Kekar

Tidak seperti di foto yang terkesan biasa saja, sosok asli Versys X 250 ini ternyata begitu besar, gagah dan kekar. Sosoknya bahkan tidak terlihat seperti 250cc, malah lebih tetkesan srperti moge 650 cc. 

Walaupun demikian, ternyata tinggi jok Versys X 250 ini masih cukup bersahabat yakni 815 mm alias hanya 13 mm lebih tinggi dibanding Jok Pulsar 220. Tentunya dengan Tinggi jok segitu, sangat pas dengan postur saya yang 175 cm / 70 kg. Kedua kaki saya menapak dengan sempurna. Cukup pede untuk membawa motor ini bermacet-macetan di tengah kota. Lain halnya jika jok terlalu tinggi, akan sedikit menyulitkan untuk menghadapi situasi macet di tengah kota.

Padat Berisi

Tidak seperti CRF Rally 250 yang terlihat ramping, dengan mesin dua silinder serta tangki bbm yang besar, motor ini terlihat padat dan berisi. Tidak heran jika bobotnya mencapai 184 kg untuk versi Tourer. Meskipun demikian, untuk rider yang terbiasa dengan motor 250cc keatas, tidak akan terintimidasi atau mengalami kesulitan mengendalikan motor ini. Bahkan, dengan bobot segitu, laju motor di kecepatan tinggi menjadi lebih stabil dan mantap. Sebaliknya, dengan bobot segitu, menggunakan motor ini untuk medan offroad yang terjal akan membuat cepat lelah.

Design Gagah khas motor Tourer

Untuk yang satu ini sebenarnya sangat subjectif dan tergantung selera. Tapi bagi saya design motor ini keren dan gagah banget bro. Tanpa modifikasi apapun, cukup ikatkan dry bag 60 liter di bracket belakang, motor ini sudah terlihat seperti motor petualang jarak jauh.

Suspensi depan Stiff

Menggunakan telescopic 41 mm untuk suspensi depan, motor ini terasa kurang empuk bagi saya. Rebound terasa mirip suspensi ER6. Memang karakter suspensi seperti ini akan sangat membantu pengendalian motor di kecepatan tinggi, akan tetapi untuk melibas jalanan jelek atau gravel, guncangan akan terasa sampai ke lengan. 

Jok Nyaman

Lahir sebagai motor Tourer, Versys X 250 ini memiliki jok yang cukup nyaman diduduki. Design jok rider ramping di bagian depan dan melebar ke belakang membuat “maaf” pantat bertumpu dengan sempurna. Design jok ini tentunya memiliki keunggulan lebih nyaman untuk penggunaan jarak jauh.

Nyaman untuk berboncengan

Salah satu kelemahan motor-motor jaman sekarang adalah design nya yang tidak ramah untuk berboncengan. Demi terlihat sporty, jok boncenger dibuat terlalu tinggi dan sempit. Hal ini tidak terjadi di Versys X 250. Baik rider maupun boncenger bisa duduk dengan nyaman untuk menikmati perjalan jauh berdua dengan pasangan maupun sahabat.

Finishing (Built Quality) sangat baik

Salah satu ciri khas yang melekat di motor-motor CBU keluaran Kawasaki adalah built Quality yang sangat baik. Dari segi material, cat serta detail komponen-komponen yang terlihat sumuanya terlihat rapih dan tertata dengan apik menjadikan motor ini tampak berkelas.

Kesimpulan

Versys X 250 adalah motot dua silinder yang siap untuk diajak riding lebih jauh melintasi jalanan panjang mengunjungi kawan di kota lain maupun mengunjungi daerah-daerah baru yang belum pernah Bro n Sist singgahi sebelumnya. Perjalanan antar kota atau antar propinsi baik sendiri maupun berboncengan dengan pasangan akan terasa lebih nyaman dengan menggunakan motor ini. Meskipun untuk penggunaan di dalam kota pun tergolong cukup oke.

Pannier untuk Versys 250 X versi Tourer

Dijual dengan harga Rp. 75.7 juta OTR Yogyakarta, ditunjang dengan aftersales Kawasaki yang terbiasa dan cukup sukses menghandle motor CBU, Versys 250 X tentunya menjadi pilihan yang paling rasional bagi para penggemar touring yang ingin memasuki kelas 250 cc.

Jok pillion (boncenger) cukup lega dan nyaman

Fog lamp untuk Versys X 250 versi Tourer

Rem ABS untuk Versys X 250 versi Tourer

Port listrik 12V untuk men charge perangkat elektronik (HP, GPS, Kamera dll)

Bro n Sist, demikian impresi saya mengenai Kawasaki Versys X 250 Tourer ini. Jangan lupa pantengin terus untuk review hasil test ride motor ini.
Silahkan dikomentari…

Lebih Dekat dengan Honda CRF 250 Rally

Lebih Dekat dengan Honda CRF 250 Rally

Bro n Sist…

Belakangan ini Honda CRF 250 Rally menjadi topik hangat di kalangan para bikers tanah air, khususnya para penggemar adventure. CRF Rally seolah-olah menjadi pelepas dahaga bagi para ADV Rider.

CRF 250 Rally meenggunakan basic design CRF 250L dengan mengadopsi mesin CBR 250 sigle silinder. Jelas motor ini diperuntukkan bagi para petualang yang gemar menjangkau wilayah baru dengan kondisi jalan seadanya. Dengan profil ban tahu, ground clearance yang tinggi serta travel suspensi yang panjang, tentunya lebih mantap melibas gravel dan jalanan off road tanpa khawatir.

Dengan kapasitas tangki bbm 10.1 liter, motor ini diklaim mampu menjelajah sejauh 340km dengan sekali isi bbm full tank. Hmmm.. Menarik..

Berlokasi di main dealer Astra Motor Yogyakarta dan berlanjut di Cengkir Resto Sleman, saya bersama rekan-rekan blogger, jurnalis dan komunitas motor Yogyakarta berkesempatan melihat lebih dekat jagoan baru AHM di kelas 250 cc ini. Berikut impresi saya mengenai motor ini:

Tinggi besar

Dengan tinggi jok 895 mm, dan wheel base 1455mm, tongkrongan motor ini lebih tinggi dibanding KLX 250. Sebagai gambaran, berikut ini posisi riding saya (175cm 70kg) diatas CRF 250 Rally. Saat kedua kaki ditempelkan ke tanah, mau tidak mau harus jinjit karena tidak sampai. Untuk rider dengan tinggi dibawah 170cm sepertinya harus berlatih untuk beradaptasi.

Ringan

Meskipun tinggi besar, motor ini ternyata cukup ringan. Bobot kotor (terisi oli & BBM) hanya 155kg. Saya coba menggeser motor maju mundur ini dengan posisi duduk diatasnya, terasa mudah dan enteng. Bobot yang ringan ini akan sangat membantu saat harus melintasi jalanan tanah, khas pedalaman.

Design keren khas motor Rally Dakkar

Untuk yang satu ini sebenarnya sangat subjectif dan tergantung selera. Tapi bagi saya design motor ini keren bro. Tinggal ditambah pannier aluminium, jadilah motor penjelajah yang siap diajak kemana saja.

Suspensi empuk

Mengambil basic dari CRF 250L, motor ini memiliki suspensi yang lembut dengan travel yang panjang. Untuk melintasi jalur offroad tentunya sangat membantu. Sebaliknya, untuk touring di jalan aspal dengan kecepatan tinggi sepertinya akan sedikit bermasalah karena ngayun dan limbung. Next, bisa dibuktikan.

Jok ramping

Mewarisi design CRF 250L, motor ini memiliki jok yang ramping. Di satu sisi tentunya sangat membantu rider untuk berganti-ganti posisi dari duduk kemudian berdiri tanpa ada ganjalan. Di sisi lain, jok yang ramping ini membuat rider tidak bisa bertahan berlama-lama diatas motor.

Kesimpulan

CRF 250 Rally hadir sebagai motor ADV / petualang dengan daya jelajah yang lebih jauh dibanding motor cross. Motor ini diperuntukkan bagi mereka yang gemar berpetualang, menjelajahi daerah baru dengan kondisi medan yang bervariasi.

Dengan kondisi jalanan Jawa Tengah saat ini, motor ini juga sangat cocok untuk berwisata “Jeglongan sewu” di jalur pantura dan jalur selatan Jawa tengah dengan lebih nyaman dan tanpa khawatir. Hehehe

Bro n Sist, silahkan dikomentari…

[Galeri Foto] Jelajah Nusantara 2 Komunitas Datsun Go/Go+ (KDGI)

“Jelajah Nusantara 2 KDGI”

Lokasi: Karawang, Tegal, Solo, Tawangmangu, Cemoro Sewu, Kediri, Malang, Bromo, Denpasar, Pantai Pandawa, Uluwatu, Tanah Lot, Kebumen

30 September – 10 Oktober 2016

Fotografer: Anton

Luntang-lantung ke Pantai Timang Gunung Kidul

IMG_0291

Bro n Sist…

Balik lagi ke edisi luntang-lantung. Kali ini saya sedikit cerita tentang Pantai Timang Gunung Kidul. Pantai ini terletak di kecamatan Purwodadi kabupaten Gunung Kidul DIY. Untuk menuju lokasi pantai Timang, Bro n Sist bisa mengikuti panduan GPS. Koordinat pantai Timang di google maps silahkan klik disini.. Continue reading

[Traveling Gallery] Green Village Gedang Sari, Gunung Kidul Rasa New Zealand

IMG_9357

Bro n Sist…

Kembali ke edisi luntang-lantung, tanggal 17 Desember lalu saya beserta anak dan istri luntang-lantung ke sebuah perbukitan di Gunung Kidul dengan suasana dan panorama konon mirip New Zealand. Berhubung saya sekarang tinggal di Jogja tepatnya sekitar Godean, perjalanan menuju ke lokasi cuma makan waktu dua jam lebih pake Panther.

Green Village Gedang Sari ini letaknya di desa Mertelu, kecamatan Gedang sari kabupaten Gunung Kidul DIY. Ada dua jalur yang bisa ditempuh menuju lokasi ini, yang pertama lewat jalan raya Solo, Prambanan lurus kemudian belok kanan ke arah Srowot belok kiri menuju Wedi, kemudian belok kanan menuju Gedang Sari. Yang kedua lewat Jalan Wonosari, sampe pertigaan Nglipar belok kiri menuju Gedang Sari. Continue reading