Bro n Sist…
Seperti janji saya di tulisan sebelumnya, saya akan menceritakan Driving Review Datsun Go yang kebetulan saya kendarai berbarengan dengan tim Jelajah Nusantara KDGI mulai dari Solo sampai kediri dan kembali lagi ke Solo.
Di kesempatan tersebut saya mengendarai Datsun Go keluaran tahun 2015 milik om Yamato KDGI Solo dengan kondisi hampir 100% standar, hanya ada beberapa sentuhan modifikasi penampilan dan aksesoris. Bahkan velg dan ban masih menggunakan ring 13 dengan profil ban 155/70-13.
Rute yang saya tempuh menggunakan Datsun Go adalah Solo – Tawangmangu- Sarangan- Magetan- Maospati- Ponorogo- Trenggalek- Tulungagung- Wates- Pare – Kediri- Nganjuk- Madiun- Maospati- Magetan- Sarangan- Tawangmangu- Solo. Bagi Bro n Sist yang sering luntang-lantung, pasti tahu betul kondisi jalur yang saya lewati tersebut sangat bervariasi. Mulai dari jalan datar yang lurus, tanjakan curam dan berkelok, hingga kemacetan kota, serta jalanan rusak, semuanya ada di jalur tersebut.
Bagaimana rasanya naik Datgo? Berikut ini ulasannya.
Fitur
City car 5 seater keluaran Datsun ini terkesan simple dan minimalis namun fungsional. Fitur standar yang disematkan berupa AC single blower, audio single DIN, power window untuk jendela depan.
Namun demikian, panel instrumen Datgo ini tergolong cukup lengkap. Mulai dari speedometer analog, tachometer digital, indikator bbm digital, trip meter, fuel consumption dan lain-lain dapat dipantau melalui panel instrumen ini. Hanya saja, bagi saya yang terbiasa dengan jarum tachometer analog, tachometer digital di Datgo ini terlalu kecil dan kurang jelas jika hanya dilirik sekilas.
Kenyamanan ruang kabin
Ruang kabin mobil ini cukup nyaman untuk di row 1, sedangkan di row 2, untuk postur saya (174cm) sepertinya harus berkompromi dengan penumpang row 1. Artinya, jika ingin nyaman, maka jok depan harus dimajukan.
Hembusan AC di mobil ini lebih dari cukup untuk mendinginkan seluruh ruang kabin. Adem benerr..
Mengenai kenyamanan ruang kabin, ada dua hal yang menjadi catatan saya.
Pertama, ruang kabin kurang kedap. Suara bising dari luar terdengar sampai kedalam. Begitu juga suara hujan. Untuk yang satu ini teman-teman komunitas sudah mempunyai solusi dengan memasang peredam aspal, peredam body dan plafon.
Kedua, bagi saya (subjektif) jok Datgo ini kurang nyaman. Selain jok nya yang kurang tebal, head rest pun tidak bisa diatur naik turun. Bahkan head rest jok baris kedua terlalu rendah sehingga tidak bisa digunakan untuk sandaran kepala untuk orang dewasa dengan postur tinggi.
Driving Position
Mobil ini menawarkan driving position yang cukup nyaman dan bisa diatur sesuai keinginan mulai dari maju mundur jok, tegak dan rebah sandaran jok dengan cara manual. Over all Driving position cukup nyaman, dengan visibilitas yang cukup baik.
Performa
Menggunakan mesin 1200cc 3 silinder lungsuran dari Nissan March, mobil ini memiliki torsi yang cukup besar. Dengan bobot yang ringan, hentakan mesin 1200cc sangat terasa saat mobil diajak berakselerasi. Di tangan driver yang tepat, mobil ini dapat melesat kencang dalam waktu singkat.
Saya katakan “di tangan driver yang tepat” karena karakter mesin Datgo ini agak unik. Grafik torsi terasa landai dan kurang bertenaga di rpm rendah, kemudian melesat tajam setelah melewati 2000 rpm. Maka dari itu, bagi driver pemula, kemungkinan besar akan menganggap Datgo susah berakselerasi. Pada kenyataannya, dengan menggantung throttle diatas 2000 rpm, Datgo siap diajak bermain-main. Akselerasinya benar-benar nendang untuk kelas 1200 cc.
Sponsor
Ada satu catatan saya di sektor ini. Perbandingan Rasio gigi 1 dengan gigi 2 terlalu jauh. Gigi 2 menurut saya terlalu berat. Sehingga saat menanjak di kecepatan rendah, harus menurunkan ke gigi 1, saat diturunkan, mobil langsung melonjak karena rpm cukup tinggi dan torsi mesin yang galak.
Handling dan Suspensi
Jujur, handling mobil ini melebihi ekspektasi saya. Seolah mewarisi karakter mobil-mobil Nissan, handling Datgo lebih baik dibanding Agya/Ayla, Xenia/Avanza apalagi Panther. Mobil ini cukup stabil di kecepatan tinggi, dan masih cukup presisi untuk menikung. Gejala limbung terasa sangat minim.
Untuk redaman suspensi pun mobil ini cukup nyaman. Lebih empuk dibanding Avanza dan Rush, sedikit lebih keras dibanding Grand Livina. Cukup nyaman.
Traksi dan Pengereman
Traksi ban yang kurang mencengkram menjadi PR berikutnya dari mobil ini. Walaupun sebetulnya untuk penggunaan yang kalem, masih sangat mumpuni. Saya sempat mengalami slip di roda belakang saat bermanuver menikung di kecepatan tinggi di daerah Sarangan dengan kondisi basah. Sedangkan saat menyetir tidak agresif, traksi ban standar bawaan Datgo ini masih cukup baik, bahkan di kondisi hujan.
Mengganti ban dengan profil yang lebih lebar adalah keputusan yang bijak untuk mobil ini.
Pengereman mobil ini mewarisi ciri khas Nissan, tidak mengagetkan seperti Daihatsu, tetapi cukup pakem dan presisi.
Konsumsi BBM
Jujur, saya sendiri tidak melakukan pengukuran konsumsi BBM di mobil ini. Hanya saja, salah satu peserta rombongan JN2 yaitu om Anton melakukan pengukuran konsumsi BBM Datsun Go+ (3 baris) dan mendapatkan hasil sekitar 14 km/liter untuk rute luar kota dengan muatan full.
Kesimpulan
Dengan harga beli yang cukup terjangkau, mobil ini layak menjadi pilihan bagi keluarga kecil yang membutuhkan mobil untuk aktifitas sehari-hari dan tidak mau pusing dengan urusan perawatan mobil second. Kenyamanan suspensi dan handling ala Nissan serta performa mesin menjadi keunggulan yang menonjol mobil ini dibanding kompetitor.
Dengan torsi yang melimpah serta handling yang presisi dan mantap, mobil ini sangat asyik untuk dibawa agresif. Tentunya dengan catatan ban diganti dengan profil lebih lebar.
Adapun beberapa catatan kekurangan mobil ini, semestinya menjadi masukan untuk PT. NMI dalam mengembangkan Datsun generasi berikutnya.
Pros:
(+) Mesin bertenaga
(+) Handling mantap
(+) Suspensi nyaman
(+) Desain modern (selera)
(+) Radius putar cukup baik
Cons:
(-) Peredaman kabin kurang
(-) Jok kurang nyaman
(-) Traksi ban kurang mencengkram
Silahkan dikomentari…
Menyukai ini:
Suka Memuat...