Datsun Go Cross 2017 Harus Belajar dari Renault KWID dan Suzuki Ignis

image

Bro n Sist…

Datsun Go Cross dikabarkan akan mulai mengaspal di Indonesia di tahun 2017 ini. Sebelum kehadiran Go Cross, setidaknya ada dua mobil dengan genre Mini SUV yang telah terlebih dahulu beredar di Indonesia. Sebut saja Renault KWID dan Suzuki IGNIS.

Sama-sama lahir dengan genre Mini SUV, serta sama-sama didatangkan dari India, ternyata nasib Renault KWID dan IGNIS bagaikan bumi dan langit. Total penjualan Renault KWID selama berbulan-bulan mampu dilampaui oleh Suzuki IGNIS dalam 14 hari (bulan April) saja. Continue reading

Datsun Akan Bangkit dengan Go Cross dan Go Matic

image

Bro n Sist…

Di awal kehadirannya kembali di dunia otomotif tanah air tiga tahun lalu, Datsun langsung menggebrak dengan menghadirkan Datsun Go dan Go+. Datsun Go maupun Go+ langsung diterima dengan sangat baik oleh konsumen indonesia lantaran memiliki desain yang manis, kapasitas penumpang lebih banyak (Go+), serta performa mesin yang diatas rata-rata LCGC lainnya.

Seiring berjalannya waktu, kompetitor mulai melakukan berbagai inovasi. Mulai dari kemunculan Calya/ Sigra LCGC 3 baris, sampai aplikasi mesin 1200cc untuk Agya/ Ayla. Dalam hal transmisi pun semua merek LCGC selain Datsun sudah menghadirkan variant matic untuk produknya.
Continue reading

Datsun Day 3 Akan Digelar di Yogyakarta

image

Bro n Sist,

Setelah Jakarta dan Bandung, kali ini Yogyakarta menjadi tempat digelarnya Datsun Rising Day 2017 alias Datsun Day yang ke 3. DRD 2017 kan digelar di Sindu Kusuma Edupark (SKE) Jl. Magelang Km. 2 Yogyakarta, pada hari Sabtu 13 Mei 2017.

Rencananya, event ini akan dimulai pada pukul 14:00 WIB hingga pukul 21:30 WIB dengan beragam acara seru, mulai dari Oto Contest, Fun Rally serta berbagai games dan hiburan lainnya.
Continue reading

[Driving Review] Datsun Go 2015, Asyik dibawa Agresif

[Driving Review] Datsun Go 2015, Asyik dibawa Agresif

Bro n Sist…

Seperti janji saya di tulisan sebelumnya, saya akan menceritakan Driving Review Datsun Go yang kebetulan saya kendarai berbarengan dengan tim Jelajah Nusantara KDGI mulai dari Solo sampai kediri dan kembali lagi ke Solo.

Di kesempatan tersebut saya mengendarai Datsun Go keluaran tahun 2015 milik om Yamato KDGI Solo dengan kondisi hampir 100% standar, hanya ada beberapa sentuhan modifikasi penampilan dan aksesoris. Bahkan velg dan ban masih menggunakan ring 13 dengan profil ban 155/70-13.

Rute yang saya tempuh menggunakan Datsun Go adalah Solo – Tawangmangu- Sarangan- Magetan- Maospati- Ponorogo- Trenggalek- Tulungagung- Wates- Pare – Kediri- Nganjuk- Madiun- Maospati- Magetan- Sarangan- Tawangmangu- Solo. Bagi Bro n Sist yang sering luntang-lantung, pasti tahu betul kondisi jalur yang saya lewati tersebut sangat bervariasi. Mulai dari jalan datar yang lurus, tanjakan curam dan berkelok, hingga kemacetan kota, serta jalanan rusak, semuanya ada di jalur tersebut. 

Bagaimana rasanya naik Datgo? Berikut ini ulasannya.

Fitur 

City car 5 seater keluaran Datsun ini terkesan simple dan minimalis namun fungsional. Fitur standar yang disematkan berupa AC single blower, audio single DIN, power window untuk jendela depan. 

Namun demikian, panel instrumen Datgo ini tergolong cukup lengkap. Mulai dari speedometer analog, tachometer digital, indikator bbm digital, trip meter, fuel consumption dan lain-lain dapat dipantau melalui panel instrumen ini. Hanya saja, bagi saya yang terbiasa dengan jarum tachometer analog, tachometer digital di Datgo ini terlalu kecil dan kurang jelas jika hanya dilirik sekilas.

Kenyamanan ruang kabin

Ruang kabin mobil ini cukup nyaman untuk di row 1, sedangkan di row 2, untuk postur saya (174cm) sepertinya harus berkompromi dengan penumpang row 1. Artinya, jika ingin nyaman, maka jok depan harus dimajukan.

Hembusan AC di mobil ini lebih dari cukup untuk mendinginkan seluruh ruang kabin. Adem benerr..

Mengenai kenyamanan ruang kabin, ada dua hal yang menjadi catatan saya. 

Pertama, ruang kabin kurang kedap. Suara bising dari luar terdengar sampai kedalam. Begitu juga suara hujan. Untuk yang satu ini teman-teman komunitas sudah mempunyai solusi dengan memasang peredam aspal, peredam body dan plafon.

Kedua, bagi saya (subjektif) jok Datgo ini kurang nyaman. Selain jok nya yang kurang tebal, head rest pun tidak bisa diatur naik turun. Bahkan head rest jok baris kedua terlalu rendah sehingga tidak bisa digunakan untuk sandaran kepala untuk orang dewasa dengan postur tinggi.

Driving Position

Mobil ini menawarkan driving position yang cukup nyaman dan bisa diatur sesuai keinginan mulai dari maju mundur jok, tegak dan rebah sandaran jok dengan cara manual. Over all Driving position cukup nyaman, dengan visibilitas yang cukup baik. 

Performa

Menggunakan mesin 1200cc 3 silinder lungsuran dari Nissan March, mobil ini memiliki torsi yang cukup besar. Dengan bobot yang ringan, hentakan mesin 1200cc sangat terasa saat mobil diajak berakselerasi. Di tangan driver yang tepat, mobil ini dapat melesat kencang dalam waktu singkat.

Saya katakan “di tangan driver yang tepat” karena karakter mesin Datgo ini agak unik. Grafik torsi terasa landai dan kurang bertenaga di rpm rendah, kemudian melesat tajam setelah melewati 2000 rpm. Maka dari itu, bagi driver pemula, kemungkinan besar akan menganggap Datgo susah berakselerasi. Pada kenyataannya, dengan menggantung throttle diatas 2000 rpm, Datgo siap diajak bermain-main. Akselerasinya benar-benar nendang untuk kelas 1200 cc.

Sponsor

Ada satu catatan saya di sektor ini. Perbandingan Rasio gigi 1 dengan gigi 2 terlalu jauh. Gigi 2 menurut saya terlalu berat. Sehingga saat menanjak di kecepatan rendah, harus menurunkan ke gigi 1, saat diturunkan, mobil langsung melonjak karena rpm cukup tinggi dan torsi mesin yang galak.
Handling dan Suspensi

Jujur, handling mobil ini melebihi ekspektasi saya. Seolah mewarisi karakter mobil-mobil Nissan, handling Datgo lebih baik dibanding Agya/Ayla, Xenia/Avanza apalagi Panther. Mobil ini cukup stabil di kecepatan tinggi, dan masih cukup presisi untuk menikung. Gejala limbung terasa sangat minim.

Untuk redaman suspensi pun mobil ini cukup nyaman. Lebih empuk dibanding Avanza dan Rush, sedikit lebih keras dibanding Grand Livina. Cukup nyaman.

Traksi dan Pengereman

Traksi ban yang kurang mencengkram menjadi PR berikutnya dari mobil ini. Walaupun sebetulnya untuk penggunaan yang kalem, masih sangat mumpuni. Saya sempat mengalami slip di roda belakang saat bermanuver menikung di kecepatan tinggi di daerah Sarangan dengan kondisi basah. Sedangkan saat menyetir tidak agresif, traksi ban standar bawaan Datgo ini masih cukup baik, bahkan di kondisi hujan.

Mengganti ban dengan profil yang lebih lebar adalah keputusan yang bijak untuk mobil ini.

Pengereman mobil ini mewarisi ciri khas Nissan, tidak mengagetkan seperti Daihatsu, tetapi cukup pakem dan presisi.

Konsumsi BBM

Jujur, saya sendiri tidak melakukan pengukuran konsumsi BBM di mobil ini. Hanya saja, salah satu peserta rombongan JN2 yaitu om Anton melakukan pengukuran konsumsi BBM Datsun Go+ (3 baris) dan mendapatkan hasil sekitar 14 km/liter untuk rute luar kota dengan muatan full.

Kesimpulan

Dengan harga beli yang cukup terjangkau, mobil ini layak menjadi pilihan bagi keluarga kecil yang membutuhkan mobil untuk aktifitas sehari-hari dan tidak mau pusing dengan urusan perawatan mobil second. Kenyamanan suspensi dan handling ala Nissan serta performa mesin menjadi keunggulan yang menonjol mobil ini dibanding kompetitor. 

Dengan torsi yang melimpah serta handling yang presisi dan mantap, mobil ini sangat asyik untuk dibawa agresif. Tentunya dengan catatan ban diganti dengan profil lebih lebar.

Adapun beberapa catatan kekurangan mobil ini, semestinya menjadi masukan untuk PT. NMI dalam mengembangkan Datsun generasi berikutnya.

Pros:

(+) Mesin bertenaga

(+) Handling mantap

(+) Suspensi nyaman

(+) Desain modern (selera)

(+) Radius putar cukup baik

Cons:

(-) Peredaman kabin kurang

(-) Jok kurang nyaman

(-) Traksi ban kurang mencengkram

Silahkan dikomentari…

Ketangguhan Datsun Go+ Diuji Tim Jelajah Nusantara 2 KDGI

Bro n Sist…

Beberapa saat ini perwakilan Komunitas Datsun Go/Go+ Indonesia (KDGI) sedang menyelesaikan etape terakhir rangkaian perjalanan bertajuk “Jelajah Nusantara 2”. Dimulai pada tanggal 30 September lalu, tim JN2 KDGI sudah mengarungi beberapa kota di Jawa dan Bali dengan menggunakan 4 mobil Datsun Go+. 

Pembuktian ketangguhan Datsun Go+

Dalam perjalanannya, tim JN2 ini melewati rute:

Jakarta – Karawang – Solo – Tulungagung – Kediri – Malang – Bromo – Banyuwangi – Denpasar – Bedugul – Nusa 2 – Tanah lot – Malang – Jakarta.

Dengan rute tersebut, sudah tentu tim JN2 melewati berbagai macam medan diantaranya:

Jalur cepat jalan tol

Jalur curam pegunungan

Jalur pedesaan semi off road

Jalur kemacetan kota besar

Dll.

Disini akan dibuktikan seberapa tangguh Datsun Go+.

Saya sendiri turut serta dalam perjalanan ini di etape 1 dan 2 yaitu dari Cikarang – Solo – Tulungagung – Kediri. Saya mencoba duduk sebagai penumpang di etape pertama dan sebagai driver di etape kedua. Mengenai driving review Datsun, akan saya tulis lain kesempatan.
Zero Trouble

Hingga saat ini saya masih memonitor tim JN2. Dengan perjalanan yang panjang melintasi berbagai medan serta muatan yang penuh, Datsun Go+ tim JN2 tidak mengalami kendala. 
Independent dan Swadaya

Salah besar jika Bro n Sist menganggap bahwa perjalanan JN2 ini adalah bagian dari promosi Datsun. Perjalanan ini murni swadaya dari peserta JN2 yang didukung oleh Q Autoparts dan KEN Filter sebagai penyedia Filter AC Premium yang dipasang di keempat mobil tim JN2.

Mempererat silaturrahmi

Selain refreshing dan berpetualang, perjalanan ini pun ditujukan untuk mempererat silaturrahmi sesama pengguna datsun khususnya member KDGI yang berada di kota-kota yang dilewati.

Silahkan disimak…

Di Cemoro Sewu. Magetan – Jatim

Menghadiri acara 1st Anniversary KDGI AG Raya

Istirahat di SPBU Muri. Tegal – Jateng

Disambut KDGI Denpasar. Bali

Di Tawangmangu. Karanganyar – Jateng

Silahkan dikomentari…

Datsun Go 2015 Tampil Memukau dengan Sentuhan Sang Designer Property

Modifikasi Datsun 10

Bro n Sist…

Datsun Go memang udah terlahir manis dari sononya, tapi kalo dibiarin standar, seiring banyaknya populasi, kesannya jadi biasa aja. Maka dari itu, om Hakim, sang ketua DGCI (Datsun Go Comunity Indonesia) Yogyakarta yang berprofesi sebagai Interior Designer Property, tergerak untuk memodifikasi DatGo nya jadi lebih keren, elegan dan menarik perhatian.

Datgo 2015 warna putih ini keliatan beda banget dibanding dengan Datgo standar setelah dipoles oleh si empunya. Padahal, modifnya gak terlalu ekstrim lho, cukup merubah beberapa komponen dan nempelin beberapa variasi sederhana. Yang bikin keren adalah, proses modif dikonsep dengan matang, sehingga hasilnya jadi maksimal.

Apa aja sih yang dimodif? yuk disimak…

Continue reading