[Test Ride] Kawasaki Bajaj Pulsar 200NS “The Smartest Coice”

image

Bro n Sist…

Setelah beberapa waktu lalu saya mengulas mengenai Pulsar 200NS dari opini kang Adie pemilik Abbys Performance, maka kali ini saya coba memaparkan hasil test ride saya menjajal Pulsar 200NS milik bro Harfen tadi sore di seputaran PemKab Tigaraksa Tangerang.

Sebisa mungkin saya akan memaparkan hasil test ride ini apa adanya, tanpa termotivasi karena status saya sebagai mantan pemilik dua ekor pulsar, juga tanpa terintimidasi para penggemar pulsar 200NS yang memang sering disebut sebagai “die hard” oleh sebagian teman blogger. “No Offense” :mrgreen:

image

Langsung aja, kesan pertama terhadap motor ini, menurut saya sangat seksi, tidak pantas jika motor ini dijual dengan harga 23 jutaan saja. Tapi begitulah kenyataannya, sehingga motor yang cukup kekar dan padat ini terpaksa bertarung dengan NVL dan CBSF. Garis design yang menyerupai CB1000 ini terlihat begitu mempesona terutama jika disandingkan dengan motor lain harga dibawah 30 juta.

image

Berlanjut saya telusuri dari headlamp yang tajam, speedometer yang futuristik tapi tetap fungsional, guratan kondom tangki yang memancarkan aura aggressive, sampai mata saya tertuju pada piranti pengereman depan dan belakang yang mengandalkan caliper ByBre terlihat begitu proporsional di kedua roda.

image

Kini tiba saatnya saya menjajal motor india yang dipasarkan oleh Kawasaki ini. Kunci kontak ON, mesin mulai berputar dengan suara yang sedikit lebih kasar dibanding pulsar lama, dan getaran yang lebih terasa. Saya melakukan test ride motor ini dua putaran dengan kondisi jalan yang halus dan cukup sepi. Dari hasil test ride tersebut, berikut ini beberapa catatan tentang motor ini :

image

Riding Position
Seat height motor ini serupa dengan pulsar 220, sedikit lebih tinggi dibanding motor-motor Jepang. Posisi stang sedikit rendah tapi cukup lebar. Posisi foot step terlalu ke belakang untuk disebut motor touring, sebaliknya terlalu ke depan untuk disebut motor sport. Tidak seperti Hyosung GT250R, foot step pulsar 200NS tidak bisa distel alias fixed. Saya sedikit kagok dengan riding position P200NS ini, mungkin karena belum terbiasa.

Handling
Senada dengan riding positionnya, handling motor ini pun serasa berada diantara motor sport, street fighter dan sport touring. Jika Pulsar 220 cenderung ke arah sport touring yang lengkap dengan handlingnya yang mantap dan stabil di kecepatan tinggi, maka P200NS cenderung lebih sporty. Dengan sudut caster yang lebih kecil serta wheel base yang lebih pendek, menjadikan motor ini lebih lincah dibanding pendahulunya. Sayangnya karakter sporty motor ini tidak dibarengi dengan riding position yang sporty pula. Selain itu Center weight dari motor ini terasa terlalu tinggi sehingga menjadikan motor ini sedikit limbung saat diajak cornering dengan kecepatan tingggi. Bisa dibilang karakter handling motor ini antara sport dan street fighter. Acungan jempol untuk Kawasaki Indonesia yang memberi julukan Urban Runner untuk motor ini, karena istilah yang sudah ada sebelumnya tidak mampu merepresentasikan karakter motor ini.

Traksi dan Pengereman
Motor ini mengandalkan ban EuroGrip di kedua rodanya. Menirut saya, ban asal india ini terlalu keras sehingga sempat terjadi slip saat ditest hard braking dari kecepatan 90Kpj.
Sistem pengereman di roda depan cukup oke, lebih baik jika dibandingkan pulsar lama. Sedangkan rem belakang terasa jauh lebih pakem dibanding pulsar 220, menurut saya terlalu pakem untuk rem belakang, salah-salah bisa mengakibatkan roda belakang berhenti seketika sedangkan traksi ban belakang saat pengereman sangat kurang akibat bobot kendaraan yang berpindah ke depan. Alhasil, saat tuas rem belakang diinjak terlalu kuat, bisa dipastikan ban belakang langsung slip. Kasusnya mirip dengan Yamaha RX King. Hal ini bisa disiasati dengan membiasakan diri menjadikan rem belakang hanya sebagai penyeimbang.

Performa
Saat mesin dinyalakan dengan putaran idle (langsam) motor ini sangat-sangat tidak meyakinkan. Sebaliknya saat motor mulai dipacu, saya hampir tidak percaya bahwa motor ini hanya 200cc satu silinder. Torsi begitu terasa mulai dari 5000 rpm, dan setelah melewati 7000 rpm, motor seperti melonjak langsung berteriak hingga 10000rpm, sayangnya tenaga motor terasa antiklimaks akibat dibatasi limiter. Mungkin para NS Owner perlu mencoba mengaplikasikan CDI after market. BTW, untuk urusan performa, saya acungkan dua jempol untuk Pulsar 200NS ini.

Kesimpulan
Dari beberapa catatan diatas, sepertinya ada kebingungan mengenai karakter sesungguhnya dari motor ini, akan tetapi Urban Runner sepertinya menjadi istilah yang tepat. Diluar itu semua, untuk motor dengan harga 23 jutaan, P200NS sudah jauh melebihi ekspektasi sebagian besar biker. Tidak fair rasanya jika kita membandingkan P200NS dengan Z250, Inazuma atau Comet 250. Kembali lagi, untuk motor dengan harga dibawah 30 juta, diluar 3S, saya rasa Pulsar 200NS menjadi pilihan yang paling cerdas.

Bro n Sist, silahkan dikomentari…

Baca Juga :
[Test Ride] TVS Apache 180 Xventure, Motor Terbaik di Kelasnya

18 thoughts on “[Test Ride] Kawasaki Bajaj Pulsar 200NS “The Smartest Coice”

  1. oms, kenapa gak test ride dulu baru dibandingin sama om abbys ya?

    takutnya kalo ke abbys dulu nanti malah “tersugesti” sama apa yang diomongin sebelomnya? 🙂

    • Kebetulan baru kesampean.

      Gak juga sih gi, emang adanya begitu… yang punya motor juga bilang gitu. Ya emang gitu, mau digituin gimana juga tetep gitu. Hehehe makanya cobain… 😀

  2. kl kawasaki serius back up…….NVL n CB150R……marketingnya bakal pusing nyari cara counternya……kekurangannya cm d ergonomi riding positionnya……n untuk mekanik……penempatan karbu n box filter nyusahin…..kurang praktis

  3. Hahahaha,motor baru nyang dicobain,..wong cb 100 aja maknyuss tarikan’y kalo baru,.tunggu 1-2 tahun lagi tuh motor,rasakan memble nya,tarikan ciut,body rontok..wkwkwkwk,piss

  4. Ban NS gw juga licin banget, nyaris gedubrak puluhan kali… haha..
    ngatasinnya ban-nya suka gw cuci pake detergent biar keset, walaupun bakalan cepet rusak, tapi emang niatnya mau diganti bannya, jadi pake dulu yang ada.

  5. Durability? Yang 220,..setelah 2,5 tahun ..jarang servis,…mesin masih paten,…gear lengkap baru sekali,…aki 2 tahun,…lampu 2 tahun,…tarikan masih kayak waktu baru beli,..udah sering bolak balik Pontianak-Singkawang 150km.
    Mau dibandingin sama motor yang mana….

  6. Motor pulsar saya udh 5 tahun km udh100 ribu lebih baik baik aja om, tarikan masih oke, irit pulak, tampang nya masih ganteng nih motor meski beberapa kali jatuh, tapi body kaga knapa2, paling spion doank yg beberapa kali ancur. 5 tahun pake nih motor, puasss banget dah… urusan sparepart udah bnyak yg bisa di substitusi om, makanya gak heran masih bnyak pulsar yg seliweran. Kualitas bjaj gak usah diragukan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *