Kesan Pertama Mengendarai Hyosung Comet ku..

Bro n Sist…

Ini adalah kali kedua saya blogging dengan menggunakan HP android entri level yang sudah berumur 2 tahun yaitu Samsung Galaxi mini. Mudah-mudahan keterbatasan sarana tidak menyurutkan semangat saya untuk menulis.

Sesuai judul tulisan ini, saya mencoba menceritakan tentang kesan pertama naik hyosung comet 250 yang saya jadikan sebagai pengganti bajaj pulsar 220 saya.

image

Ergonomy

Body Hyosung comet 250 yang setara motor 600cc ini memaksa saya untuk sedikit beradaptasi, terutama posisi stang yang jauh serta jok yang lumayan tinggi (lebih tinggi dari pulsar 220). Dengan postur badan saya yang hanya 174cm berat 68kg, kedua kaki saya harus benar-benar lurus untuk bisa menapak dengan sempurna. Kondisi ini sedikit menyusahkan saat di tengah perjalanan / kemacetan saya harus memundurkan motor, sedangkan untuk menyanggah dan memajukan motor tidak ada masalah.

Posisi foot step yang agak tinggi dan ke belakang, ditambah posisi badan yang harus sedikit merunduk untuk menjangkau stang, membuat motor ini terlalu “racy” untuk motor harian.

Mungkin hanya perlu sedikit beradaptasi dengan monster korea ini.

Handling

Biarpun berbadan besar, ternyata motor ini mudah untuk dikendarai. Bahkan lebih mudah untuk bermanufer jika dibanding dengan pulsar 220. Suspensi depan up side down serta belakang unitrack membuat saya lebih nyaman saat melibas tikungan.

Power & Torque

Untuk urusan ini saya hanya bisa membandingkan dengan dengan ninja 250, karena jujur saya belum pernah mengendarai motor 250cc selain ninja.

Jika dibanding ninja 250, torsi comet di putaran bawah sampai menengah lebih berisi namun di putaran diatas tidak segalak ninja 250. Ada yang bilang, konfigurasi engine V twin di comet adalah kompromi antara mesin torque ala satu silindernya CBR 250 dengan mesin powerfull ala dua silinder inline nya ninja 250. Tapi entahlah, saya belum pernah mengendarai CBR 250.

Bro n sist, sekian dulu cerita singkat menjajal hyosung comet 250. Silahkan dikomentari…