Bro n Sist,
Ditengah ramainya rumor tentang kepergian Bajaj dari Indonesia, secara logis seruan untuk “melupakan pulsar” semakin membahana. Bagaimana tidak, ATPM yang telah menjual puluhan ribu unit motor di Indonesia bakalan pergi begitu saja tanpa memikirkan bagaimana nasib para konsumennya.
Namun bagi saya, menggemari sebuah motor adalah bukan “perkara logis“. Bayangkan saja, apakah logis membelah kemacetan jakarta menggunakan motor batangan ditambah box yang total beratnya diatas 150kg? Apakah logis menghabiskan uang hingga jutaan bahkan belasan juta rupiah hanya untuk memodifikasi motor?
Bagi saya, perkara menggemari adalah “perkara hati” & “perkara emosional” yang tidak bisa dicerna secara logika. Sehingga semua keputusan yang diambil terhadap motor kegemaran selalu didasarkan pada keinginan hati dan emosional. Termasuk keputusan saya mengganti pulsar dengan Hyosung Comet yang notabene lebih susah sparepart, tidak ada jarang sekali service centre, dan lain sebagainya.
Maka jika dikatakan kepada saya untuk melupakan pulsar, sampai saat ini rasanya kok gak bisa. Karena diatas pulsar “I feel good”.
Kalau disuruh melupakan Hyosung Comet? Yaa lebih gak bisa lagi, terutama setelah merasakan sensasi 4th gear nya yang bener-bener maknyuuusss…
Kalo dibilang gak logis, yaa memang kenyataannya begitu. Sama halnya juga Bro n Sist yang menggemari motor tertentu.
Silahkan dikomentari…
genti hayabusa iniduariuslho
Mau ngebut dimana???
#alesan
ajib om proleevo..
Yap.. I feel good .. so .. stay on Pzzo
Po meneh wis dipasangi OBS versi terbaru… 😀
akhirnya
pinjemin pulsar dong…
mantap om.. 😀
ada sensasi sendiri kalau naik pulsar
ibarat pacar/istri
haiyyaahh…
sesuatu…..
Reason to buy a brand/product itu memang selalu berkaitan ke emosional kok. As customer’s emotional bonding lebih kuat daripada value and price. Gw milih pulsar dulu karena memang bukan orang yang berpikiran mainstream, dan setelah meminang pulsar, baru deh tau apa itu yang namanya value for money.. dan akhirnya emotional bondingnya lebih kuat lagi.
Setelah itu akhirnya terjadilah marketing mouth to mouth,,, *halah bahasanya marketing sekali
Sayangnya BAI marketingnya kurang bagus *IMHO, sampe-sampe pricing strategy nya yang semula bertujuan “make attention” sehingga terkesan “WOW” pada akhirnya malah jadi bumerang. Karena sempitnya margin bisa mengorbankan segala hal termasuk customer service.
essips #gakmainstream
http://setia1heri.wordpress.com/2013/03/28/status-galau-para-pulsar-maniac-gimana-nih-bai/
Dua cyl. Emang nyuzssss ……..
obs mana obs..
motor tetap motor, motor bukan istri maupun pacar,
#nyumet mercon
bagaimanapun jg, sayap lebih unggul.., halaaaaahh…, sebabe nduwene sayap thok.., hahahaahhaaa
Melupakan baja?Waduh saya malah baru beli januari kmrn.Biarkanlah bajai berlalu.Siapa tw nanti jadi barang antik yg tiba2 diminati drpd motor antik lainnya
jadi barang antik deh..nanti ada museum di rumah..hehehe