[Share] Rutin Konsumsi Madu, Hentikan Ketergantungan pada Obat Mag dan Multivitamin

[Share] Rutin Konsumsi Madu, Hentikan Ketergantungan pada Obat Mag dan Multivitamin

Bro n Sist,

Sekali-kali bolehlah saya share pengalaman di luar aktifitas Luntang-lantung dan dunia otomotif. Kali saya mau sedikit berbagi pengalaman tentang “Madu” yang mungkin bisa bermanfaat buat Bro n Sist sekalian.

Sudah sejak lama atau sekitar 15 tahun terakhir, saya punya penyakit Typhoid / tipus dan Mag. Akibatnya, saya gak bisa benar-benar lepas dari obat mag. Obat mag selalu standby di rumah, mobil, tas dll sehingga siap untuk dikonsumsi jika diperlukan. Selain obat mag, saya juga selalu sedia Multivitamin untuk membantu membangkitkan daya tahan tubuh saat dirasa mulai ngedrop, kelelahan, atau terjadi pergantian cuaca sehingga diharapkan bisa mencegah sakit. Walaupun pada kenyataannya tetap sakit juga jika terlalu lelah, sering kehujanan atau saat pergantian musim.

Mulai rutin mengkonsumsi madu

Berawal dari demam tinggi akibat gejala tipes di awal tahun ini. Saya disarankan oleh mas Hadiyanta (Hadiyantablog.com) untuk mengkonsumsi madu. Saya pun menuruti saran beliau dengan membeli madu di dekat rumah, kemudian mengkonsumsinya. Alhamdulillah, atas izin Allah, dalam dua hari demam pun reda dan saya bisa beraktifitas kembali.

Setelah kejadian itu, saya pun mulai rutin mengkonsumsi madu.

Pengganti Gula & Selai

Cara saya mengkonsumsi madu biasanya dijadikan sebagai pengganti gula untuk minum teh. Artinya jika pagi tidak ngopi, maka diganti dengan minum teh panas dengan madu sebagai pemanis. Jika pagi ingin ngopi, maka madu dioleskan ke roti sebagai pengganti selai. Jika tidak ada roti, maka madu dikonsumsi pada siang hari sebagai pemanis untuk satu gelas es teh buatan istri tercinta. Pokoknya, tiada hari tanpa madu, kecuali saat keluar kota.

Bye bye Obat mag dan Multivitamin

Sebagai orang teknik & orang marketing, tentunya saya tidak paham korelasi antara madu, obat mag dan multivitamin. Jadi disini saya tidak akan membahas secara ilmiah. Sanya hanya share yang saya rasakan dan saya alami. Faktanya, setelah saya mulai rutin mengkonsumsi madu, saya tidak pernah lagi mengkonsumsi obat mag dan multivitamin. Alhamdulillah, atas izin Allah, sampai 4 bulan ini saya tidak pernah sakit mag, meriang bahkan tidak pernah terserang flu walapun aktifitas padat dan sering kehujanan. Sejauh ini, madu menjadi ikhtiyar yang tepat bagi saya untuk menjaga kesehatan.

Toko Spesialis Madu dekat rumah

Atas arahan dari teman pada saat itu, akhirnya saya menemukan toko madu yang lengkap dan murah di Jogja. Namanya toko Seribu Bunga, terletak di Jl. Veteran, Warung Boto, Umbulharjo Kota Yogyakarta. Toko tersebut hanya berjarak sekitar 5 km dari rumah dan berdekatan dengan dua pelanggan saya.

Note : Bukan Promosi!

Toko Seribu Bunga ini menjual berbagai jenis madu dengan harga terjangkau dan digaransi kemurniannya.

Saya mulai membeli madu di toko ini habis dua botol dari toko lain. Di toko ini saya memilih untuk membeli madu dalam kemasan kantong plastik sehingga lebih hemat. Satu kantong plastik berisi 1kg madu dibanderol mulai dari 55 ribu rupiah sampai 300 ribuan rupiah tergantung jenis madu. Saya sendiri sudah mencoba madu Sumbawa + royal jelly dengan rasa yang asam dan kurang manis; madu klengkeng yang sangat manis dan madu super yang rasanya pas menurut saya. 

Harga madu Seribu bunga April 2017

Bagi Bro n Sist yang berdomisili di Jogja, bisa coba mampir ke toko ini.

Kesimpulan

Madu, obat, jamu dll hanya alat untuk kita ber ikhtiyar menjaga kesehatan. Sedangkan penyakit dan kesembuhan datangnya dari Allah. Jangan lupa tetus berikhtiyar dan berdo’a.

Silahkan dikomentari…

[Share] Modifikasi Shock Depan Vario 125 Agar Lebih Empuk

[Share] Modifikasi Shock Depan Vario 125 Agar Lebih Empuk

Bro n Sist,
Beberapa waktu yang lalu saya melakukan modifikasi suspensi belakang Vario 125. Saya mengganti shock belakang bawaan Vario 125 dengan shock belakang kepunyaan Yamaha X-Ride. Hasilnya cukup memuaskan. Suspensi belakang terasa lebih empuk dan sedikit lebih tinggi. Lebih nyaman dibanding menggunakan shock bawaan Vario 125.

Untuk mengimbangi suspensi belakang yang makin empuk, sekarang giliran suspensi depan yang dimodifikasi. Berbekal pengalaman 3 tahun lalu merasakan suspensi depan X-Ride garapan Abbys Performance Bandung yang super empuk, saya pun memberanikan diri berkonsultasi dengan kang Adie sang pemilik Abbys Performance mengenai modifikasi shock depan Vario 125 saya agar terasa seperti motor garapannya. Berikut ini 3 tips dari kang Adie untuk modifikasi shock depan agar lebih empuk :

  1. Memperbesar lubang sulingan bagian bawah;
  2. Mengganti oli shock dengan yang lebih kental dengan takaran lebih sedikit;
  3. Memotong per (spring) di bagian yang rapat satu s/d dua ulir.

Berbekal tips dari Bandung tersebut, Vario 125 pun saya gelandang ke bengkel langganan yaitu Jaguar Motor di Jl. Kebun raya Gembiraloka Jogja untuk dimodifikasi shock depannya.

Langkah pertama adalah memperbesar lubang sulingan bagian bawah. Ada dua lubang bagian bawah di tiap sulingan shock depan Vario 125. Untuk percobaan pertama, satu lubang dulu yang diperbesar, sedangkan satunya lagi dibiarkan standar.

Langkah kedua, saya mengganti oli shock dengan oli mesin SAE 20-50W dengan takaran normal. Setelah dirakit kembali, ternyata shock menjadi keras. Akhirnya oli shock dikurangi sekitar 25% dari takaran normal. Shock pun dirakit kembali, dan hasilnya empuk, sesuai harapan.

Langkah ketiga yaitu pemotongan per rencananya akan saya lakukan jika hasil dari dua langkah tadi masih kurang memuaskan. Ternyata hasilnya sudah cukup memuaskan. Alhasil, per saya biarkan tetap standar.

Shock depan menjadi lebih lembut tetapi tidak mentul-mentul

Setelah selesai dirakit dan dipasangkan di motor, saya mulai melakukan test redaman shock depan motor ini. Hasilnya ada dua perbedaan dibanding standar yaitu:

  1. Redaman shock depan menjedi lebih lembut;
  2. Rebound (pantulan) menjadi lebih lambat sehingga tidak mentul-mentul dan terasa lebih nyaman.

Bro n Sist, bagi kalian yang kurang puas dengan shock depan Vario 125, tips diatas layak untuk dicoba.

 

Update:

 

Setelah 7 bulan pemakaian, rasanya masih sama. Shock depan Vario 125 terasa empuk seperti shock depan Pulsar 220. Hehehe

Naik Vario 125 standar pabrik jadi terasa TIDAK ENAK.

Silahkan dikomentari…

Simak juga Video Tips Pengecekan Vario 125 untuk Mudik:


[Test Ride] Kawasaki Versys X Tourer 250. Nyaman dan Mantap

​Bro n Sist…

Setelah tulisan mengenai impresi lebih dekat dengan Kawasaki Versys X 250 Tourer, kali ini saya akan mengulas hasil test ride motor ini. Tanpa basa-basi, silahkan disimak…

Riding Position nyaman

Duduk diatas motor ini terasa relaks dan nyaman. Jok tidak terlalu tinggi, masih cukup bersahabat untuk postur orang Indonesia. Sebagai gambaran, untuk postur saya 175/70, kedua kaki menapak dengan sempurna.

Bentuk jok mengikuti ergonomy “pantat” sehingga nyaman untuk diduduki. Meskipun busa jok tergolong cukup keras.

Stang tinggi dan lebar, serta dekat dengan badan sehingga mudah dijangkau. Menggenggam stang terasa pas dan karena cukup lebar, terasa ringan dikendalikan di kemacetan. 

Pijakan kaki/ foot step tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu mundur ke belakang layaknya motor sport. Cukup bersahabat untuk berkendara dalam jangka waktu yang lama.

Performa

Mengadopsi mesin Ninja 250/ Z250 dua silinder, performa motor ini tidak serta merta sama dengan Ninja. Ada sedikit perbedaan. Jika di Z250 putaran rendah terasa smooth dan sedikit kosong, tidak demikian dengan motor ini. Putaran rendah terasa lebih berisi dibanding Z250, walaupun tetap smooth dan tidak se galak MT25 apalagi Hyosung Comet 250.

Sedangkan putaran menengah keatas, rasanya masih identik dengan Ninja/ Z 250.

Saya mencoba gigi 1, 2 dan 3, putaran mesin terasa cepat naik dan tenaga terus terisi tanpa ada lag. Karakter seperti ini sepertinya cukup asik untuk cruising di jalur pantura dan masih cukup mumpuni untuk meliuk-liuk di tanjakan Tawangmangu- Cemoro Sewu.

Handling

Dengan bobot motor mencapai 173 kg, handling motor ini terasa mantap dan stabil di kecepatan tinggi. Sebaliknya, untuk meliuk-liuk tajam, memerlukan effort yg lebih dibanding motor sport 250cc dan juga butuh pembiasaan. Bagi rider yang terbiasa dengan moge, tentunya sangat mudah mengendalikan motor ini.

Suspensi

Suspensi depan motor ini menurut saya tergolong cukup keras untuk motor tourer & light ADV. Sedangkan suspensi belakang masih cukup. Dengan suspensi depan yang cukup keras ini, handling motor menjadi lebih stabil dan presisi, namun jelas akan sedikit mengurangi kenyamanan saat melintasi gravel, jalanan jelek atau polisi tidur.

Andai suspensi depan dibuat lebih lembut.

Traksi dan Pengereman

Menggunakan ban IRC tipe dual purpose, motor ini didesain untuk beradaptasi dengan trek tanah tapi tetap nyaman untuk digunakan di aspal. Sayangnya, di sesi test ride yang terbatas waktu itu saya tidak punya kesempatan menggali kemampuan traksi ban motor ini dengan maksimal. Untuk rute aspal dengan kecepatan sedang dan gaya riding yang tidak terlalu agresif, traksi ban masih sangat ok. 

Pengereman motor ini menggunakan disc brake depan dan belakang. Khusus versi Tourer sudah dilengkapi dengan ABS. Sempat saya test hard braking di jalur aspal kering kecepatan sekitar 60 km/jam. Hasilnya sangat baik. Motor berhenti dengan cepat, tanpa ada slip. Sedangkan ntuk kondisi basah dan jalanan berpasir belum sempat saya test.

Kesimpulan

Motor ini dirancang untuk Bro n Sist yang menggemari touring jarak jauh serta siap untuk melewati rintangan ringan. Meskipun dengan suspensi depan yang cukup keras, motor ini lebih nikmat dikendarai di aspal mulus dengan kecepatan tinggi dibanding melewati jalur tanah di lokasi terpencil.

Dengan riding position yang nyaman, performa yang mumpuni serta handling yang mantap; andai suspensi dibuat sedikit lebih lembut serta busa jok lebih empuk; motor ini akan sangat tepat untuk dijadikan teman berpertualang yang mengasyikkan.

Silahkan dikomentari…

Lebih Dekat Dengan Kawasaki Versys X 250 Tourer

Lebih Dekat Dengan Kawasaki Versys X 250 Tourer

Bro n Sist…

Mungkin sedikit terlambat mengulas Jagoan baru Kawasaki di kelas 250cc ini, tapi tidak ada salahnya jika Bro n Sist ingin tahu lebih jauh tentang motor ini. 

Yang saya ulas disini adalah Kawasaki Versys X 250 versi Tourer yang sudah dilengkapi aksesoris penunjang untuk touring. 

Di tulisan ini saya akan menggambarkan seperti apa sosok Kawasaki Versys X 250 Tourer, termasuk beragam aksesoris serta detail finishingnya; sedangkan di tulisan berikutnya saya akan mengulas review hasil test ride motor ini. So, pantengin terus ya Bro n Sist.

Versys X 250 menggunakan platform engine Ninja 250 2 silinder yang juga digunakan di Z 250. Mesin berkonfigurasi inline 2 silinder 250 cc bawaan Ninja ini mengalami beberapa sentuhan untuk disesuaikan dengan peruntukan motor Tourer serta light adventure.

Dengan kapasitas tangki bbm mencapai 17 liter, motor ini sepertinya sengaja didesain untuk perjalanan jarak jauh. Hmmm.. Menarik..

Berlokasi di Sumber Buana Motor yaitu main dealer Kawasaki untuk wilayah D.I. Yogyakarta, Kedu dan Banyumas kemudian dilanjutkan dengan sesi testride menyusuri jalan perkotaan dan pedesaan Jogja, saya bukan hanya berkesempatan melihat lebih dekat jagoan baru Kawasaki di kelas 250 cc ini, tapi juga merasakan sensasi mengendarai motor tourer yang telah lama saya idam-idamkan. Well, berikut impresi saya mengenai motor ini:

Besar, Gagah dan Kekar

Tidak seperti di foto yang terkesan biasa saja, sosok asli Versys X 250 ini ternyata begitu besar, gagah dan kekar. Sosoknya bahkan tidak terlihat seperti 250cc, malah lebih tetkesan srperti moge 650 cc. 

Walaupun demikian, ternyata tinggi jok Versys X 250 ini masih cukup bersahabat yakni 815 mm alias hanya 13 mm lebih tinggi dibanding Jok Pulsar 220. Tentunya dengan Tinggi jok segitu, sangat pas dengan postur saya yang 175 cm / 70 kg. Kedua kaki saya menapak dengan sempurna. Cukup pede untuk membawa motor ini bermacet-macetan di tengah kota. Lain halnya jika jok terlalu tinggi, akan sedikit menyulitkan untuk menghadapi situasi macet di tengah kota.

Padat Berisi

Tidak seperti CRF Rally 250 yang terlihat ramping, dengan mesin dua silinder serta tangki bbm yang besar, motor ini terlihat padat dan berisi. Tidak heran jika bobotnya mencapai 184 kg untuk versi Tourer. Meskipun demikian, untuk rider yang terbiasa dengan motor 250cc keatas, tidak akan terintimidasi atau mengalami kesulitan mengendalikan motor ini. Bahkan, dengan bobot segitu, laju motor di kecepatan tinggi menjadi lebih stabil dan mantap. Sebaliknya, dengan bobot segitu, menggunakan motor ini untuk medan offroad yang terjal akan membuat cepat lelah.

Design Gagah khas motor Tourer

Untuk yang satu ini sebenarnya sangat subjectif dan tergantung selera. Tapi bagi saya design motor ini keren dan gagah banget bro. Tanpa modifikasi apapun, cukup ikatkan dry bag 60 liter di bracket belakang, motor ini sudah terlihat seperti motor petualang jarak jauh.

Suspensi depan Stiff

Menggunakan telescopic 41 mm untuk suspensi depan, motor ini terasa kurang empuk bagi saya. Rebound terasa mirip suspensi ER6. Memang karakter suspensi seperti ini akan sangat membantu pengendalian motor di kecepatan tinggi, akan tetapi untuk melibas jalanan jelek atau gravel, guncangan akan terasa sampai ke lengan. 

Jok Nyaman

Lahir sebagai motor Tourer, Versys X 250 ini memiliki jok yang cukup nyaman diduduki. Design jok rider ramping di bagian depan dan melebar ke belakang membuat “maaf” pantat bertumpu dengan sempurna. Design jok ini tentunya memiliki keunggulan lebih nyaman untuk penggunaan jarak jauh.

Nyaman untuk berboncengan

Salah satu kelemahan motor-motor jaman sekarang adalah design nya yang tidak ramah untuk berboncengan. Demi terlihat sporty, jok boncenger dibuat terlalu tinggi dan sempit. Hal ini tidak terjadi di Versys X 250. Baik rider maupun boncenger bisa duduk dengan nyaman untuk menikmati perjalan jauh berdua dengan pasangan maupun sahabat.

Finishing (Built Quality) sangat baik

Salah satu ciri khas yang melekat di motor-motor CBU keluaran Kawasaki adalah built Quality yang sangat baik. Dari segi material, cat serta detail komponen-komponen yang terlihat sumuanya terlihat rapih dan tertata dengan apik menjadikan motor ini tampak berkelas.

Kesimpulan

Versys X 250 adalah motot dua silinder yang siap untuk diajak riding lebih jauh melintasi jalanan panjang mengunjungi kawan di kota lain maupun mengunjungi daerah-daerah baru yang belum pernah Bro n Sist singgahi sebelumnya. Perjalanan antar kota atau antar propinsi baik sendiri maupun berboncengan dengan pasangan akan terasa lebih nyaman dengan menggunakan motor ini. Meskipun untuk penggunaan di dalam kota pun tergolong cukup oke.

Pannier untuk Versys 250 X versi Tourer

Dijual dengan harga Rp. 75.7 juta OTR Yogyakarta, ditunjang dengan aftersales Kawasaki yang terbiasa dan cukup sukses menghandle motor CBU, Versys 250 X tentunya menjadi pilihan yang paling rasional bagi para penggemar touring yang ingin memasuki kelas 250 cc.

Jok pillion (boncenger) cukup lega dan nyaman

Fog lamp untuk Versys X 250 versi Tourer

Rem ABS untuk Versys X 250 versi Tourer

Port listrik 12V untuk men charge perangkat elektronik (HP, GPS, Kamera dll)

Bro n Sist, demikian impresi saya mengenai Kawasaki Versys X 250 Tourer ini. Jangan lupa pantengin terus untuk review hasil test ride motor ini.
Silahkan dikomentari…

Ganti Shock Belakang Vario 125 pakai punya X Ride, Lebih empuk & tinggi

ganti shock belakang vario 125

Bro n Sist,

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang modifikasi suspensi belakang Vario 125, kali ini saya akan saya kupas tuntas, mulai dari proses sampai review hasilnya.

Pernah dua kali menjajal Yamaha X-Ride, yang paling berkesan buat saya adalah suspensinya yang luar biasa empuk dan nyaman. Setelah cari-cari info, ternyata shock Xride ini ukurannya lebih panjang sekitar 2 cm dibanding punya Vario 125 dan bisa dipasangkan di Vario 125. Continue reading

7 Alasan JANGAN Beli BMW 530i E34

bmw 530i

Bro n Sist…

Langsung saja, berikut ini 7 (tujuh) alasan kenapa Bro n Sist JANGAN beli BMW 530i E34 :

1. Model Jadul

Bro n Sist bisa lihat sendiri foto diatas, BMW 530i E34 ini modelnya jadul banget. Meskipun kalo dipandang-pandang, terlihat cool juga sih.

2. BMW 530i Boros BBM

BMW ini pake mesin 3.000cc konvigurasi V 8 silinder DOHC 32 valve. 1 liter pertamax hanya cukup untuk 5 km perjalanan dalam kota Jogja. Atau hanya cukup untuk 7.9 km perjalanan luar kota Jogja – Bekasi. Boros kan? Meskipun borosnya cuma beda sedikit bahkan sama dibanding Kijang super 1.500 cc & Innova generasi pertama yang 2.000 cc.

3. Sparepart Mahal

Sebagai gambaran, harga fuelpump baru untuk BMW 530i E34 ini sekitar 2 juta rupiah. Mahal kan Bro? Meskipun harga Fuel pump Grand Livina sekitar 3 jutaan.

4. Harga Jual Jatuh

Harga jual Mobil ini kurang dari 60 juta, kadang bisa dibawah 50 juta. Lebih murah dibanding motor 250cc keluaran terbaru. Benar-benar jatuh! Meskipun harga belinya juga sekitar itu.

5. Pajak Mahal

Pajak tahunan mobil 3.000 cc ini lumayan mahal Bro. Sekitar Rp. 1.300.000 per tahun. Mahal kan? Meskipun pajak tahunan LCGC saat ini juga mendekati 2 juta.

6. Merusak Selera Berkendara

Yang satu ini pengalaman pribadi dan hampir semua teman pemakai BMW E34, khususnya 530i. Terbiasa mengendarai BMW 530i E34 membuat selera berkendara rusak parah! Menhendarai mobil lain jadi terasa kurang nyaman. Bagaimana tidak, saat mengendarai Toyota Fortuner 2008, saya masih mengeluhkan suspensi tetlalu keras dan akselerasi kurang, padahal Fortuner sendiri jauh lebih nyaman dan lebih kencang dibanding mobil MVP 200 jutaan.

7. Budget Main Motor langsung mengecil

Yang ini mungkin terlalu personal. Jika sebelumnya budget main motor saya di angka 30 – 70 juta. Begitu kenal BMW E34, budget segitu terasa terlalu besar, karena dengan dana segitu cukup untuk membeli BMW yang nyaman dan juga Fun untuk dijadikan mainan. Otomatis budget main motor saat ini dibatasi maksimal 20 juta.

Kesimpulan

Maka dari itu Bro n Sist, JANGAN BELI BMW terutama 530i E34.
Silahkan dikomentari…

 

Baca juga artikel menarik lainnya:

Bengkel Spesialis BMW, OB Motor Jogja

Review Komplit BMW E34 530i Individual tahun 1994

Berburu BMW Tua

Menjajal BMW E34 530i Yogyakarta – Cikarang via Tol Cipali

Modifikasi Suspensi Belakang Vario 125

Modifikasi Suspensi Belakang Vario 125

Bro n Sist…

Seperti yang dikeluhkan kebanyakan pengendara Vario 125, saya pun merasa kurang nyaman dengan suspensi belakang motor ini yang terasa sedikit keras. Meskipun tak sekeras suspensi N-max, tapi bagi saya cukup mengganggu. 

Setelah mencoba modifikasi jok vario 125 menjadi lebih empuk, kini saatnya modifikasi suspensi belakang agar makin empuk. Bagaimana pemasangan serta ulasannya? Silahkan disimak di tulisan berikutnya. Hehehe…

Silahkan dikomentari…

Lebih Dekat dengan Honda CRF 250 Rally

Lebih Dekat dengan Honda CRF 250 Rally

Bro n Sist…

Belakangan ini Honda CRF 250 Rally menjadi topik hangat di kalangan para bikers tanah air, khususnya para penggemar adventure. CRF Rally seolah-olah menjadi pelepas dahaga bagi para ADV Rider.

CRF 250 Rally meenggunakan basic design CRF 250L dengan mengadopsi mesin CBR 250 sigle silinder. Jelas motor ini diperuntukkan bagi para petualang yang gemar menjangkau wilayah baru dengan kondisi jalan seadanya. Dengan profil ban tahu, ground clearance yang tinggi serta travel suspensi yang panjang, tentunya lebih mantap melibas gravel dan jalanan off road tanpa khawatir.

Dengan kapasitas tangki bbm 10.1 liter, motor ini diklaim mampu menjelajah sejauh 340km dengan sekali isi bbm full tank. Hmmm.. Menarik..

Berlokasi di main dealer Astra Motor Yogyakarta dan berlanjut di Cengkir Resto Sleman, saya bersama rekan-rekan blogger, jurnalis dan komunitas motor Yogyakarta berkesempatan melihat lebih dekat jagoan baru AHM di kelas 250 cc ini. Berikut impresi saya mengenai motor ini:

Tinggi besar

Dengan tinggi jok 895 mm, dan wheel base 1455mm, tongkrongan motor ini lebih tinggi dibanding KLX 250. Sebagai gambaran, berikut ini posisi riding saya (175cm 70kg) diatas CRF 250 Rally. Saat kedua kaki ditempelkan ke tanah, mau tidak mau harus jinjit karena tidak sampai. Untuk rider dengan tinggi dibawah 170cm sepertinya harus berlatih untuk beradaptasi.

Ringan

Meskipun tinggi besar, motor ini ternyata cukup ringan. Bobot kotor (terisi oli & BBM) hanya 155kg. Saya coba menggeser motor maju mundur ini dengan posisi duduk diatasnya, terasa mudah dan enteng. Bobot yang ringan ini akan sangat membantu saat harus melintasi jalanan tanah, khas pedalaman.

Design keren khas motor Rally Dakkar

Untuk yang satu ini sebenarnya sangat subjectif dan tergantung selera. Tapi bagi saya design motor ini keren bro. Tinggal ditambah pannier aluminium, jadilah motor penjelajah yang siap diajak kemana saja.

Suspensi empuk

Mengambil basic dari CRF 250L, motor ini memiliki suspensi yang lembut dengan travel yang panjang. Untuk melintasi jalur offroad tentunya sangat membantu. Sebaliknya, untuk touring di jalan aspal dengan kecepatan tinggi sepertinya akan sedikit bermasalah karena ngayun dan limbung. Next, bisa dibuktikan.

Jok ramping

Mewarisi design CRF 250L, motor ini memiliki jok yang ramping. Di satu sisi tentunya sangat membantu rider untuk berganti-ganti posisi dari duduk kemudian berdiri tanpa ada ganjalan. Di sisi lain, jok yang ramping ini membuat rider tidak bisa bertahan berlama-lama diatas motor.

Kesimpulan

CRF 250 Rally hadir sebagai motor ADV / petualang dengan daya jelajah yang lebih jauh dibanding motor cross. Motor ini diperuntukkan bagi mereka yang gemar berpetualang, menjelajahi daerah baru dengan kondisi medan yang bervariasi.

Dengan kondisi jalanan Jawa Tengah saat ini, motor ini juga sangat cocok untuk berwisata “Jeglongan sewu” di jalur pantura dan jalur selatan Jawa tengah dengan lebih nyaman dan tanpa khawatir. Hehehe

Bro n Sist, silahkan dikomentari…

[Tutorial] Cara Pasang Filter AC/ Kabin di New Avanza/ Xenia/ Veloz 2011-2013

[Tutorial] Cara Pasang Filter AC/ Kabin di New Avanza/ Xenia/ Veloz 2011-2013

Bro n Sist,

Tidak seperti Honda BRV Mobilio dan Brio yang sampai saat ini belum dilengkapi filter AC, New Avanza dan New Xenia saat ini sudah dilengkapi filter AC. Namun khusus keluaran tahun 2011 – 2013 alias generasi pertama, New Avanza, New Xenia dan Veloz ternyata belum dilengkapi filter AC. Tidak hanya itu, bahkan tidak dilengkapi dengan box / housing filter AC. Akibatnya, udara AC bersirkulasi tanpa disaring. Sehingga pemilik mobil harus rutin melakukan cleaning blower dan evaporator di bengkel resmi atau bengkel AC jika ingin AC nya awet. Cukup merepotkan dan lumayan menguras biaya.

Jika ingin udara AC lebih bersih layaknya New Avanza terbaru, para pemilik new Avanza/ New Xenia dan Veloz generasi pertama bisa memasang sendiri paket filter AC yang sudah tersedia di pasaran yang berisi Housing, Filter & cover.

Berikut ini paket filter yang harus ditebus. Di tokopedia dijual dengan harga 200 ribu full set. Klik disini..

Setelah paket filter siap. Maka tinggal dipasang sendiri. Caranya sangat mudah dan tanpa menggunakan alat, karena sudah Plug n Play. 

Berikut ini tutorial cara pemasangannya:

Mudah kan?

Silahkan dikomentari…

[Share] Pasang Klakson Tambahan Honda Verza Agar Layak, Cukup 25 ribu

[Share] Pasang Klakson Tambahan Honda Verza Agar Layak, Cukup 25 ribu

Bro n Sist…

Sudah jadi rahasia umum, suara klakson Honda Verza terdengar culun mirip suara klakson motor matic. Bagi yang motornya hanya dipakai keliling komplek mungkin tidak begitu masalah. Tapi bagi yang sering ke luar kota, membaur dengan bus dan truk, tentunya suara klakson yang culun tersebut menjadi persoalan tersendiri. 

Saya pribadi membutuhkan suara klakson yang lebih nyaring untuk memberikan isyarat kepada para supir truk saat akan menyalip. Tetapi, saya juga kurang suka menggunakan klakson keong mobil untuk motor. Selain mahal (sudah pasti), suara klakson ini sering membuat saya jengkel saat dibunyikan di perkotaan apalagi jalanan komplek. Solusinya, saya cukup menjadikan suara klakson Verza yang mono ini menjadi stereo. Caranya yaitu dengan menambahkan satu lagi klakson after market. Usahakan suara klakson after market tersebut lebih nyaring dari bawaan Verza.

Saya memasang klakson merek Oditer yang dibeli dan dipasang di Jaguar Motor dekat Gembira Loka Jogja. Klakson Oditer tersebut disambungkan secara pararel dengan klakson bawaan Verza. Setelah terpasang, tinggal lakukan penyetelan menggunakan obeng (+) untuk menghasilkan nada yang stereo. Klakson bawaan Verza disetel nada tinggi, sedangkan klakson Oditer disetel nada rendah. Jadilah suara klakson Verza seperti klakson RX King, Pulsar, dan motor-motor batangan lainnya. Gak culun lagi. Hehehe… 
Silahkan dikomentari…