Bro n Sist…
Bicara tentang touring jarak jauh, tolak ukur nya memang relatif berbeda-beda. Bagi sebagian orang, 2.000 km masih dianggap jarak dekat, bagi sebagian yang lainnya, 200 Km sudah dianggap jarak jauh. Biar gak bingung, di blog saya ini pake tolak ukur saya aja, gimana?
Bagi saya, touring jarak jauh adalah jika perjalanan menuju lokasi tujuan tidak cukup ditempuh dalam satu hari (sekitar 14 jam) perjalanan.
Long weekend kemarin, untuk pertama kalinya saya melakukan touring jarak jauh menggunakan Kawasaki ER6N dari Tangerang menuju Yogyakarta via Cirebon – Prupuk – Wangon – Kebumen. Dari Yogyakarta lanjut ke Pantai Klayar Pacitan via Wonosari – Pantai Wedi Ombo – Paranggupito. Dari Pacitan kembali ke Yogyakarta via Donorojo – Wonosari. Dari Yogyakarta kembali ke Tangerang via Jalur semula. Total jarak tempuh perjalanan 1.561 Km.
Well, biar gak rancu, tulisan kali ini hanya membahas review Kawasaki ER6N untuk touring jarak jauh, sedangkan Riding Report perjalanan touring akan dituliskan di artikel selanjutnya. J
FYI, Kawasaki ER6N yang saya tunggangi adalah ER6N Produksi 2011, penggunaan mulai 2012 dengan odometer baru menempuh jarak 2.137 Km. Seberapa nyaman Moge paket hemat ini digunakan untuk touring jarak jauh?
Silahkan disimak…
Riding Position
ER6N sejatinya memang bukan motor touring! Motor ini terlahir sebagai street fighter yang cocok digunakan di perkotaan dengan riding character yang sedikit lebih agressive jika dibandingkan motor touring. Posisi stang yang sedikit menunduk (walaupun tidak seperti motor sport) serta posisi foot step yang sejajar dengan pinggang (sedikit mundur), menjadikan rider lebih sigap dalam bermanuver. Di sisi lain, riding position seperti ini terasa kurang relaks untuk perjalanan jauh meski masih tergolong oke-oke saja.
Di perjalanan kemarin, saya mulai merasa terganggu saat melintasi jalanan menurun dengan banyak tikungan sehingga sering melakukan pengereman. Saat mengerem inilah, tumpuan bobot rider ditambah boncenger terkonsentrasi di lengan dan bahu saya. Alhasil, lumayan pegel bro, tapi di jalur pantura yang lurus dan mulus, riding position ER6N masih cukup nyaman.
Suspensi
Layaknya motor street fighter, suspensi Kawasaki ER6N tergolong kaku. Biarpun begitu, jalanan kasar maupun jalanan berluibang kecil bisa dilibas tanpa terasa guncangan berlebihan. Masalah terjadi saat melintasi jalanan bumpy, polisi tidur, lobang yang cukup besar, atau melintasi jembatan tinggi dengan sudut yang tajam, motor tersa loncat-loncat.
Mungkin kekerasan suspensi ER6 punya saya belum distel atau memang kodratnya ER6 begitu, saya belum cek. Yang jelas, setau saya hanya suspensi belakang yang bisa di stel.
Traksi dan pengereman
Di jalanan aspal kering, tidak ada masalah dengan traksi ban standar bawaan ER6 ini. Bahkan untuk belok agak rebah dan hard braking pun gak masalah. Sayangnya, performa ban menurun drastis saat ketemu jalanan basah. Beberapa kali ban depan maupun ban belakang ER6 mengalami slip di jalanan basah. Ngeri juga, wajar saja banyak teman-teman pengguna ER6 yang langsung mengganti ban bawaannya sebelum habis terpakai.
Handling
Urusan handling, kalo menurut saya untuk ukuran motor 650 cc ER6N ini cukup bersahabat. Jika dibandingkan dengan Hyosung Comet 250 V-Twin yang pernah saya miliki, ER6N lebih lincah diajak bermanuver, meskipun gak selincah motor 250 cc Kawasaki. Di kecepatan tinggi, ER6N dengan bobot lebih dari 200 Kg terasa sangat stabil.
Untuk touring jarak jauh, handling ER6N menurut saya sangat mumpuni.
Performa
Sebagai rider yang baru naik kelas dari 220 cc, 250 cc, 320 cc, 180 cc ke 650 cc, tentunya performa ER6N sangat lebih dari cukup. Torsi melimpah bahkan mulai dari 3.000 rpm. Di putaran tinggi jangan ditanya, saking galaknya, saya gak berani buka throttle melebihi 6.000 rpm karena torsi dan tenaga sudah terlalu liar untuk berboncengan dengan anak istri. Asyiknya, di jalanan lurus pantura, saya cukup main di 4.000 rpm gigi 6 untuk melaju dengan kecepatan 90 km/jam.
Kesimpulan
Kawasaki ER6N memang terlahir sebagai street fighter. Perlu beberapa penyesuaian untuk menjadikannya sebagai motor touring, terutama suspensi dan riding position. Namun, dengan harga yang terpaut sangat jauh dengan Kawasaki Versys, sepertinya ER6N bisa menjadi opsi yang cukup menarik untuk kendaraan touring versi hemat. Mau yang lebih nyaman buat touring? Beli Versys aja Bro, Ducati Multistrada atau BMW GS sekalian.
Bro n Sist, silahkan dikomentari…
Dibanding Apache enakan yg ini pastinya 🙂
nggak heran… mogeh gituloh….
http://78deka.com/2015/05/18/kisah-nonton-motogp-le-mans-di-warung-bersama-rider-cb150sf/
foto wonogiri – pacitan tuh…
kawasaki dilawan… horra bisooo.. (fensboy mode on) :))
Naik er6 bawa anak istri….?
Becanda kan bro???
Itu moge lo… Yg gigi 2nya aja bisa dapat 100kpj lebih….
🙂
ane pernah jajal kalau buat macet-macetan ampun stir terasa berat pasti capek
http://ongolongol.com/2015/05/19/mc-laren-mp4-12c-pun-harus-tunduk-pada-kawasaki-ninja-h2r/
nunggu cerita lebih lanjut hehe
tapi boros kan? buat mtr kencang tp
boros mudahhh bang..
Wajar boros bro kalo dibandingin ama mio, wkwkwkwk. Cc 650 ngarep hemat?
kerennnn
https://extraordinaryperson.wordpress.com/
Mantaap review nya mas, saya pakai ninja 650 sama lah performanya dg ER6N. Masih menyenangkan kok untuk touring jauh. Sudah 3 thaun saya pakai ninja 650, sekarang mau saya jual untuk ganti yang lain. Kalau ada yg berminat monggo…
Waah.. Kayaknya om Lexy mau ganti Vulcan nih…
Pingback: [Review] Honda Vario 125 untuk Touring Jarak Jauh | proleevo