Review Canon EOS 60D Versi Pengguna Biasa

Canon eos 60d

Bro n Sist…
Sejak Januari 2015 saya mulai mengandalkan Canon EOS 60D untuk mengambil gambar baik untuk keperluan blog maupun sekedar dokumentasi kegiatan-kegiatan bersama keluarga dan sahabat. Canon EOS 60D ini adalah DSLR saya yang kedua stelah sebelumnya sempat menggunakan Nikon D5100.

Disini saya akan coba mengulas tentang kamera ini dari sudut pandang pengguna biasa. Jangan harap ada review teknikal secara detail ala fotografer profesional atau para pehobi fotografi. Karena memang pada kenyataannya kamera ini saya gunakan hanya sebagai alat untuk mendapatkan gambar sesuai dengan yang saya inginkan.

Ok, berikut ini review saya untuk kamera Canon EOS 60D. Silahkan disimak.

Kamera semi pro paling murah pada saat itu.

Canon EOS 60D ini di tahun 2015 saya tebus dengan harga 8.9 juta sudah termasuk lensa kit 18-55mm. Saat itu, DSLR kategori semi pro dibawah 10 juta ya cuma EOS 60D ini, karena Nikon D90 garansi resmi sudah susah didapat. Saat itu saya pinginnya Nikon D700, tapi harganya belum masuk budget.
Sempat juga terbesit untuk beli mirrorless, namun saat itu uang 9 juta cuma dapat Mirrorless versi entry level yang masih banyak kekurangan di sana sini.

Mudah digunakan

Kesan pertama saya terhadap kamera ini adalah sangat mudah digunakan jika dibandingkan dengan nikon. Setup exposure, white balance, tone color dan lain-lain tidak perlu repot-repot harus masuk ke menu setting, cukup tekan tombol Q, semua fungsi utama bisa diakses disitu dengan cepat.

Hasil foto tidak se tajam Nikon

Sudah kita ketahui bersama bahwa untuk ketajaman hasil foto, Nikon memang rajanya. Foto-foto pemandangan alam dapat ditangkap dengan tajam dan detail jika menggunakan Nikon. Canon EOS 60D ini pun juga sudah memiliki kodrat yang sama dengan DSLR Canon lainnya yaitu hadil foto yang tidak se tajam Nikon, namun lebih lembut dan cocok untuk mengambil gambar object baik orang maupun benda.

Baterai sangat awet

Saya lupa spesifikasi kapasitas baterai bawaan Canon EOS 60D ini. Yang jelas baterai kondisi full bisa untuk 3 – 4 kali sesi foto (tanpa blitz) dengan rata-rata 50 – 300 foto per sesi nya.

Setting cepat

Masuk di kategori semi pro, Canon EOS 60D ini memiliki keunggulan set up yang cepat. Display kecil beserta tombol set up di kanan atas, sangat membantu saat kita butuh setting yang cepat sehingga tidak ketinggalan momen.

Shutter speed tinggi

Shutter speed Canon EOS 60D ini sampai 1/8000 detik. Ini cukup membantu saat siang terik, saya masih bisa menggunakan lensa bukaan lebar tanpa takut over exposure.

Titik penangkap fokus kurang banyak

Sensor penangkap fokus di Canon EOS 60D ini hanya ada 9 titik. Dan itu letaknya cenderung di tengah semua. Untuk mengambil fokus di pinggir apalagi dipojokan frame, perlu membidik objek di tengah terlebih dahulu, kemudian menahan tombol shutter, lalu menggeser objek ke pinggir. Awalnya cukup merepotkan, tapi lama-kelamaan jadi terbiasa.

Susah fokus di kondisi gelap

Ini salah satu kelemahan Canon EOS 60D. Auto focus bekerja kurang optimal saat kondisi gelap. Mau tidak mau, harus manual focus.

Cocok bagi yang malas melakukan post editing

Saya termasuk orang yang malas melakukan post editing alias edit hasil foto dengan software tertentu di komputer. Saya lebih memilih editing yang dilakukfan langsung oleh kamera saat tombol shutter direlease.

Nah, Canon EOS 60D ini memungkinkan untuk hal itu. Sejauh ini, untuk keperluan blogging dan dokumentasi biasa saya cukup puas dengan foto hasil set up di kamera EOS 60D ini. Setting yang selalu saya lakukan adalah tone color. Karena kalau boleh jujur, tone color Canon dengan settingan standar kalah jauh dibandingkan dengan Nikon. Untungnya setting tone color bisa dilakukan dengan mudah di kamera Canon.
Ini salah satu contoh foto dengan setting tone color manual di Canon EOS 60D lensa Canon 50mm :

Canon eos 60d

Besar, berat dan kurang praktis

Ini juga salah satu kekurangan kamera DSLR semi pro. Untuk aktifitas yang dinamis, bentuk serta bobot kamera ini lumayan merepotkan jika dibandingkan dengan DSLR entry level apalagi Mirrorless. Tapi jika sudah terbiasa menggendong kamera DSLR, rasanya oke oke saja.

Video harus manual focus dan suara nois

Baru-baru ini saya menggunakan Canon EOS 60D ini untuk merekam Video. Entah saya yang kurang paham atau gimana, yang jelas, untuk merekam video menggunakan kamera ini harus manual focus. Dengan pengalaman yang sangat kurang dalam menggunakan manual focus, hasil video saya menggunakan kamera ini masih jauh dari kata memuaskan meskipun sudah termasuk oke.

Ditambah lagi dengan suara hasil rekaman yang nous nya berlebihan sampai-sampai tidak bisa siperbaiki dengan menggunakan software komputer. Alhasil, untuk sementara ini rekaman Video masih menggunakan dubbing suara baik secara live maupun di studio kamar.

Berikut ini Video hasil rekaman saya dengan Canon EOS 60D. Tentunya dengan manual focus dan dubbing suara. Bagi yang lebih paham, mohon masukannya.

Kesimpulan

Buat Bro n Sist yang masih bisa menerima ukuran dan bobot kamera DSLR semi pro, serta memiliki budget yang terbatas, Canon EOS 60D ini layak untuk dipertimbangkan, mengingat kamera Mirrorless dengan kemampuan yang setara dengan kamera ini, harganya masih cukup tinggi.

Silahkan dikomentari…

By Proleevo

3 thoughts on “Review Canon EOS 60D Versi Pengguna Biasa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *