Bro n Sist…
Sepak terjang Suzuki Indonesia dalam hal ini “Suzuki Indomobil Sales” selalu menarik untuk dibicarakan khususnya divisi roda dua. Kali ini kita ngobrol sedikit mengenai kans yang dimiliki oleh SIS di tahun ini.
Dalam analisa dangkal orang awam seperti saya, tahun ini SIS bisa mengulang langkah jitu yang telah dilakukan sekitar satu dasawarsa lalu demi meraih sukses di tahun-tahun berikutnya pada segmen tertentu.
Oke, to the point aja, kita masih sama-sama ingat di tahun 2000an Honda mulai memperkenalkan species “Ayago 4 tak” melalui Honda Sonic yang diimport secara CBU dari Thailand. Bagaikan menyalip di tikungan, SIS memasukkan Suzuki Raider 150 yang juga CBU dari Thailand dengan nama Satria F. Berbekal kubikasi engine yang lebih besar, serta sedikit kesalahan langkah AHM akhirnya Satria F mampu mencuri hati para penggemar Ayago bahkan sampai mendominasi hingga saat ini.
Langkah SIS di sekitar satu dasawarsa lalu tersebut sangat mungkin dilakukan kembali tahun ini pada segmen Skutik Bongsor. Bahkan jika diperhatikan time line nya sangat mirip. Mulai pertengahan tahun 2010 lalu AHM memperkenalkan skutik bongsor yaitu Honda PCX 125 yang kemudian diupgrade menjadi Honda PCX 150. Maka tahun ini adalah saat yang tepat buat SIS untuk menyalip AHM dengan memasukkan Suzuki Burgman 200 yang diproyeksikan untuk mendominasi pasar Skutik Bongsor, tentunya syarat dan ketentuan berlaku.
Timing nya sangat tepat. Saat ini Skutik menjadi primadona di Indonesia. Kebutuhan untuk naik kelas di kalangan pengguna Skutik sudah semakin terasa, sayangnya pilihan hanya terpaku pada Honda PCX dan beberapa dari SYM yang secara brand masih belum familiar. Jika SIS berani menghadirkan Suzuki Burgman 200 dengan harga yang tidak terpaut jauh dari PCX 150, bukan tidak mungkin SIS akan kembali berhasil “Nyalip di Tikungan”.
Bro n Sist, silahkan dikomentari…
wani pora
Regane piro?
piye ya??
masih dihitung2 keuntungannya karena matic 150cc tentunya mahal buat sebagain besar rider Indonesia
titip mas http://motogokil.com/2014/03/05/sekilas-analisis-alasan-mengapa-yimm-tidak-mengizinkan-nvl-untuk-balap-indoprix/