Bro n Sist,
Kembali ke Edisi Luntang-lantung, kali ini saya akan menuliskan catatan perjalanan kami berlibur ke Pulau Pari Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Liburan kali ini memang sudah kami rencanakan beberapa hari sebelumnya. Saya beserta anak dan istri berlibur ke pulau pari ditemani tiga orang teman sekantor saya yaitu Agus, Uci dan Mei. Kami sepakat untuk bertemu di pelabuhan Muara Angke Sabtu jam 6 pagi.
Pagi-pagi sekali selepas subuh saya beserta anak dan istri sudah meninggalkan rumah menuju pelabuhan Muara Angke. Saya memacu Grand Livina dengan penuh semangat melintasi Tol Tangerang kemudian berbelok ke Tol JLB keluar di Pantai Indah Kapuk. Dari sini kami berbelok ke kanan menuju Muara Angke.
Menjelang lokasi pelabuhan Muara Angke, saya menerima telepon dari Agus yang sudah lebih dulu sampai di pelabuhan. Agus mengabarkan bahwa jalan menuju pelabuhan Muara Angke Macet total. Mendengar kabar tersebut, saya pun langsung mencari lokasi parkir di daerah Pantai Indah Kapuk yang berbatasan dengan Muara Angke. Dari lokasi parkir, kami menuju ke pelabuhan MuaraAngke dengan menggunakan Ojek.
Saya benar-benar kaget ketika tiba di lokasi pelabuhan yang penuh sesak dengan orang-orang yang akan menyeberang ke kepulauan seribu. Di lokasi pelabuhan kami bertemu dengan Agus, Uci dan Mei yang sudah sampai lebih dulu. Tidak menunggu lama, kami pun langsung menghubungi pak Udin yang menjadi Tour Guide kami. Ternyata pak Udin sudah standby di pelabuhan. Jadilah kami berenam dipandu oleh pak Udin menuju kapal. Berhubung kapal yang akan kami tumpangi bersandar di tengah, kami pun terpaksa harus naik turun melewati beberapa kapal untuk mencapai kapal yang dimaksud. Beberapa kali, Keysya anak kami harus berpindah-pindah tangan layaknya bola basket.
Setelah melalui perjuangan yang cukup melelahkan, sampailah kami di kapal tujuan pulau Pari. Beruntung bagi kami karena masih kebagian tempat duduk di ruang kabin atas. Waktu berlalu, sementara kapal yang kami tumpangi masih belum juga beranjak. Key mulai merasa tidak betah karena kepanasan di dalam kapal. Setelah kurang lebih satu jam berpanas-panasan, akhirnya kapal pun mulai bergerak mengarungi laut jawa yang pagi itu begitu tenang.
Tergoda dengan pemandangan indah hamparan laut membentang, kami pun memutuskan untuk keluar dari kabin dan berpindah menuju atap kapal, termasuk Key. Benar saja, pemandangan dari atas sini begitu mempesona. Kondisi langit yang kelabu karena tertutup awan tak mengurangi panorama indah laut jawa dengan beberapa pulau kecil nampak di kejauhan. Sesekali burung camar melintas di atas kapal kami kemudian menukik tajam menerkam ikan di air laut. Kami benar-benar terbuai berada diatas sini. Bahkan saat matahari mulai muncul dari balik awan, tak mampu membuat kami beranjak dari atap kapal.
Satu setengah jam sudah kami berada di tengah laut. Di kejauhan di depan kami telah nampak sebuah pulau memanjang dari Timur ke Barat dengan pelabuhan mini berada di tengah. Setelah saya cek di google map, ya! itu pulau Pari, pulau yang akan kami singgahi hingga besok siang. Tidak seberapa lama, kapal pun mulai merapat di dermaga pelabuhan pulau Pari. Kami segera beranjak turun dari atap, mengambil barang bawaan kami kemudian turun dari kapal. Bagi kami sekeluarga, Mei dan Agus, ini adalah kali pertama menginjakkan kaki di pulau Pari.
Waktu menunjukkan pukul 11:30 ketika kami sampai di pelabuhan pulau Pari. Dari pelabuhan, dengan dipandu pak Udin, kami langsung menuju penginapan yang terletak di ujung sebelah timur pulau Pari, tepatnya di depan pintu masuk Virgin Beach. Kami beristirahat sejenak melepas lelah akibat perjalanan.
Selepas dzuhur, tepatnya setelah makan siang, kami mulai bersiap untuk melakukan snorkeling. Peralatan snorkeling berupa rompi pelampung, google, dan selang pernapasan sudah siap kami kenakan. Dengan diantar perahu motor ukuran muat 10 orang, kami menuju lokasi snorkeling. Lokasi snorkeling hanya berjarak sekitar 1 KM dari pelabuhan pulau Pari kearah Barat daya. Sesampainya di lokasi, tanpa basa-basi, kami berenam langsung terjun ke laut, termasuk Key yang kegirangan mengapung diatas ban pelampung tanpa rasa takut. Ck..ck..ck..
Pulau Pari menyimpan keindahan bawah laut yang masih cukup terjaga. Dengan kedalaman 1.5 – 3 meter, kami dapat melihat jelas dasar laut dengan berbagai jenis terumbu karang yang begitu indah. Kawanan ikan kecil dengan warna warni indah pun tak canggung untuk berenang di sekitar kami. Sungguh sangat menyenangkan saat menyaksikan sekelompok ikan berebut untuk memakan roti yang dilemparkan oleh abang tukang perahu. Sayang sekali, kami tidak membawa kamera under water untuk mengabadikan pemandangan dasar laut pulau pari. Sedangkan cover HP yang kami bawa yang katanya waterproof, ternyata bocor!. Alhasil, jadilah kami hanya berfoto di permukaan air.
Kami sangat menikmati kegiatan snorkeling disini. Saya sendiri tidak bosan-bosan menyusri jengkal demi jengkal dasar laut pulau Pari yang menyimpan sejuta pesona. Menyaksikan beberapa jenis ikan berkejar-kejaran di sela-sela terumbu karang adalah pengalaman seru yang sayang untuk saya lewatkan. Sementara Key asik bermain air di permukaan laut ditemani mamahnya. Kami sangat bersyukur karena cuaca hari ini benar-benar bersahabat sehingga kami bisa berlama-lama disini.
Tak terasa, matahari sudah mulai condong ke sisi barat, perahu-perahu yang dari tadi berbaris di sekitar kami, satu per satu mulai meninggalkan kami. Hampir dua jam melakukan snorkeling dan seru-seruan di laut pulau Pari, kami masih juga belum merasa puas. Ingin rasanya berlama-lama disini, menikmati hangatnya air laut, memandangi ikan-ikan yang bermain di terumbu karang yang beragam warna. Ingin rasanya, satu atau dua jam lagi menikmati tenangnya laut pulau pari ditemani hembusan angin sepoi-sepoi. Namun apa daya, waktu jua yang membatasi. Kami harus menyimpan rasa penasaran kami untuk trip berikutnya. Dengan sangat berat, kami pun mulai naik ke perahu untuk kembali ke dermaga pulau Pari.
Sesampainya di dermaga, kami disuguhkan dengan keceriaan para wisatawan yang asik bermain berbagai wahana air di Pari Water Sport. Terlihat beberapa orang menunggangi Banana Boat, sebagian lagi duduk diatas DonutĀ Doreyaki Boat yang melaju kencang dan melompat-lompat, semntara sebagian lagi terlihat tengkurap diatas Pizza Boat yang juga melaju kencang seolah ingin terbang. Suasana Pari Water Sport sore itu begitu ramai. Kami hanya menyaksikan keceriaan mereka sambil bergegas menuju penginapan.
Kami tiba di penginapan dengan kondisi basah kuyup. Setelah membersihkan diri masing-masing, kami sempat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan acara selanjutnya yaitu berburu Sunset di ujung barat pulau Pari.
Waktu menunjukkan pukul 17:00, saya mulai sibuk mencari angkutan odong-odong untuk mengantarkan kami dari penginapan menuju dermaga LIPI yang berjarak sekitar 2 KM dari penginapan kami. Berhubung kondisi sangat ramai, jangankan odong-odong, sepeda pun semuanya sudah terpesan. Jadilah kami berenam berjalan kaki menuju dermaga LIPI demi berburu sunset. Dengan menggendong Key, saya pun bergegas menyusuri jalan utama pulau Pari menuju dermaga LIPI. Sesampainya di lokasi, tanpa kenal lelah, kami langsung menceburkan diri ke laut dangkal demi mendapatkan foto sunset dengan lebih leluasa.
Cuaca mendung sore itu membuat sunset tertutup awan. Namun gumpalan awan yang membentang di ufuk barat semakin membuat langit sore itu menjadi lebih dramatis. Cahaya senja yang memerah, terlihat memanjang dihiasi gumpalan awan. Di kejauhan nampak siluet dari beberapa pulau kecil yang terletak di sebelah barat pulau Pari. Dengan cahaya langit sore yang agak redup, saya merasa agak kesulitan untuk membuat foto siluet dengan kontras yang tajam. Namun demikian, keindahan lukisan langit sore pulau Pari sangat menarik untuk diabadikan.
Hari mulai gelap, kami pun harus segera kembali ke penginapan. Baru beberapa ratus meter kami berjalan dari dermaga LIPI, kami mulai kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat di sebuah warung. Sambil beristirahat, saya pun berinisiatif meminta bapak pemilik warung untuk mencarikan tumpangan odong-odong buat kami. Selang beberapa saat, odong-odong yang kami pesan pun tiba. Jadilah kami pulang ke penginapan menggunakan odong-odong dengan ongkos Rp. 20.000,- saja.
Sesampainya di penginapan, kami kembali membersihkan diri dan beristirahat. Selepas Isya, kami menyantap makan malam yang memang sudah disediakan. Selesai makan malam, kami pun pergi ke Virgin Beach yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari penginapan kami. Disini kami kembali terpesona dengan suasana pantai yang begitu tenang, dihiasi tanaman mangrove yang samar-samar terlihat di kejauhan. Beberapa meter di seberang pantai terdapat pulau kecil ditumbuhi tanaman mangrove. Di pulau itu, dibangun dua buah saung sebagai tempat beristirahat. Dengan berbekal tripod yang kami bawa, saya pun mencoba untuk mengambil foto suasana malam di Virgin Beach dengan long eksposure. Dengan titik fokus yang harus diraba-raba secara manual, akhirnya jadilah suasana malam di Virgin Beach terbingkai dalam sebuah foto.
Malam semakin larut, kami pun segera kembali ke penginapan untuk beristirahat demi menyiapkan energi untuk aktifitas esok hari.
Keesokan harinya, kami bangun pagi-pagi sekali. Setelah bersiap-siap, selepas Shubuh kami bergegas menuju dermaga pulau Pari demi berburu Sunrise. Sejatinya sunrise dapat terlihat di Virgin Beach, namun di bulan Oktober sampai April, saat matahari berada di belahan selatan Bumi, Sunrise di Virgin Beach terhalang oleh tanaman Mangrove. Jadilah pagi ini kami menuju dermaga pelabuhan pulau Pari yang memang berada di sebelah selatan pulau.
Baru beberapa ratus meter kami berjalan, nampak di kejauhan ramai orang berkumpul di dermaga pelabuhan. Demi menghindari keramaian, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu Sunrise di tepi pantai sebelum dermaga. Tak perlu menunggu lama, matahari pagi pun mulai menampakkan sinarnya yang lembut. Cahaya berwarna jingga itu tampak indah menghiasi dinginnya cakrawala. Kami merasa takjub akan keindahan lukisan alam ini. Sungguh maha besar dzat yang menciptakan alam seindah ini.
Kami menikmati hangatnya sunrise sambil duduk-duduk di tepi pantai. Semilir angin dan lambaian pohon kelapa mengiringi obrolan serta canda tawa kami. Kami benar-benar terhanyut dalam suasana, seolah-olah enggan untuk beranjak pergi.
Sedikit-demi sedikit matahari mulai naik. Cahaya lembut pagi tadi mulai berubah menjadi sinar terang yang menerpa sisi selatan pulau Pari. Saatnya bagi kami untuk kembali ke penginapan.
Waktu menunjukkan jam 08:00 WIB. Kami beristirahat sejenak dan menyantap menu sarapan yang telah disiapkan di penginapan. Masih ada waktu dua atau tiga jam sebelum kami berkemas dan bersiap untuk perjalanan kembali pulang ke pulau Jawa.
Selesai sarapan, kami menyempatkan berkunjung kembali ke Virgin Beach. Tidak seperti malam hari, di pagi hari Virgin Beach terlihat cukup ramai. Untuk memasuki lokasi pantai pun kami dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 3.000,- per orang. Di lokasi pantai, tampak para wisatawan sedang duduk-duduk di tepi pantai. Sebagian lagi tampak berenang di pantai yang tenang. Beberapa anak kecil berlarian dan bermain pasir putih. Di pulau kecil di seberang, tampak beberapa muda-mudi sedang berfoto dengan latar tanaman mangrove dan air laut yang jernih.
Oleh riuhnya suasana Virgin Beach di pagi itu, kami akhirnya memutuskan untuk menyewa perahu dayung menyusuri laut dangkal membelah rimbunnya hutan mangrove. Diatas perahu kami bercanda, tertawa penuh suka cita sambil berpose didepan lensa. Sungguh menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi kami.
Selesai mengelilingi hutan mangrove dengan perahu dayung, kami pun bersantai di tepi pantai sambil menemani Key bermain pasir. Sesekali kami beraksi di depan lensa dengan bernagai macam gaya diatas pasir pantai yang lembut. Kami terlena oleh hangatnya suasana yang memanjakan mata hingga tak terasa matahari mulai terik pertanda bagi kami agar segera kembali ke penginapan, bergegas untuk bersiap meninggalkan pulu Pari.
Sekitar pukul 11:00 kami telah sampai di pelabuhan pulau Pari. Kapal yang akan mengantarkan kami kembali ke Muara Angke sudah bersandar di dermaga pelabuhan. Kami pun mulai beranjak menaiki kapal, meninggalkan pulau Pari yang menyimpan berjuta kenangan. Semoga di lain kesempatan kami bisa kembali dengan waktu yang lebih lama.
Sekian…
Uhuy
Ahay
next, ke Pulau Harapan mas, hehehe cobain aja
Oke.. Oke.. Siaapp