Bro n Sist…
Foto diatas hanya sebagai ilustrasi, karena pada saat sy riding jarak jauh menggunakan Honda Verza ini tidak sempat berfoto-foto.
Bulan Januari lalu, untuk pertama kalinya pasca operasi tulang selangka, saya riding jarak jauh lagi (bukan touring sih.. Hehehe) yaitu dari Bekasi (Sukatani) menuju Jogja dengan rute:
Sukatani – Cikarang – Cirebon – Brebes – Tegal – Slawi – Randu Dongkal – Purbalingga – Sempor – Gombong – Petanahan – Jalur deandels – Bantul – Banguntapan.
Saya sengaja memilih rute tersebut untuk menghindari hancurnya jalur Pantura dan Bobroknya jalur Bumiayu. Alhamdulillah, dari Slawi sampai Jogja melalui rute tersebut kondisi jalan cukup baik.
Bagaimana review Honda verza untuk perjalanan jarak jauh? Silahkan disimak…
Baca juga:
Riding Position Nyaman
Honda Verza yang saya bawa ini kebetulan sudah ganti stang menggunakan stang Fat bar dengan ketinggian stang tidak jauh berbeda dibanding stang bawaan, namun lebih lebar. Riding position motor ini bagi saya terasa cukup nyaman. Posisi badan cukup tegak sehingga tidak mudah mudah lelah untuk perjalanan jarak jauh.
Handling Stabil
Walaupun jarak sumbu roda tidak terlalu panjang, Honda Verza ini memiliki stabilitas Handling yang cukup baik. Di kecepatan 90 kpj, motor masih anteng sehingga tidak perlu effort yang besar untuk mengendalikan motor ini. Saya bisa lebih relax. Tidak se anteng Pulsar, tapi mendekati. Jauh lebih anteng dibanding Scorpio saya kemarin.
Mesin Adem
Buat saya, ini adalah salah satu keistimewaan Honda Verza. Meski cukup lama digeber dengan putaran tinggi, engine Honda Verza ini tidak mengalami gejala overheat. Lebih adem dibanding Pulsar apalagi Scorpio. False neutral (susah menetralkan gigi) layaknya Pulsar, Scorpio, Hyosung Comet / Kawasaki ER6 tidak terjadi di Honda Versa. Ini menandakan bahwa temperatur oli mesin stabil sehingga tidak terjadi pemuaian kampas kopling.
Under Power
Power Honda Verza yang hanya 13.xx HP memang terasa sangat kurang untuk perjalanan jauh terutama di Jalur Pantura yang sepi. Di kecepatan 90 km/jam mesin motor ini sudah berteriak dan mulai kehabisan nafas. Untuk mencapai 100 km/jam butuh perjuangan dan kesabaran serta harus tega dengan jeritan mesin yang mulai meronta.
Khusus urusan speed, sepertinya naik motor ini harus benar-bebar sabar dan mau menerima kenyataan jika di Pantura tidak bisa mengejar Matic & Bebek 125cc.
Torsi Mumpuni
Lain halnya dengan powernya yang kurang, torsi motor ini menurut saya lebih dari cukup. Melibas tanjakan di jalur Slawi – Purbalingga dapat dilakukan dengan mudah. Enteng saja. Di kesempatan ini Honda Verza terasa mengasyikkan.
Jok Lebar dan Nyaman
Jok Honda Verza memang tidak empuk, namun dengan desainnya yang lebar dan fit di “maaf” pantat, membuat terasa nyaman bahkan untuk perjalanan jauh.
Konsumsi BBM irit
Untuk perjalanan kemarin saya sempat mengukur konsumsi BBM motor ini. Yaitu 9.85 liter untuk 405 km. Artinya konsumsi bbm sekitar 41 km/liter dengan cara riding seenaknya. Cukup irit. Sebagai perbandingan, Vario 125 saya digeber kecepatan tinggi untuk touring Bali Lombok mencatatkan konsumsi bbm 38 km/liter.
Suspensi Cukup Nyaman
Diluar dugaan, suspensi motor ini cukup nyaman. Tidak se lembut dan senyaman Pulsar, tapi masih lebih nyaman dibanding Scorpio saya. Sedang-sedang saja.
Manuver Kurang Presisi
Salah satu yang perlu diwaspadai dari motor ini yaitu kemampuannya untuk bermanuver. Masih kurang presisi alias sedikit membuang. Setidaknya busa diminimalisir dengan mengurangi kecepatan saat hendak bermanuver di tikungan tajam.
Kesimpulan
Worthed
Butuh upgrade performa
Pilihan tepat untuk berhemat
Menjawab kebutuhan ??.
Bro n Sist, silahkan dikomentari…