Bro n Sist,
Sambil mengenang era tulisan-tulisan pertama saya, kali ini saya coba menyajikan kembali tulisan dalam bentuk Riding Report dengan kerangka naratif. Semoga bisa dinikmati bersama.
Di RR pertama saya di tahun 2014 ini saya akan berbagi pengalaman riding seharian mengelilingi sebagian wilayah Banten yang rasanya terlalu manis untuk dilupakan. Rute yang kami lewati yaitu :
Pergi : Talaga Bestari – Balaraja – Serang – Cilegon – Bulakan – Mancak – Anyer – Pantai Cikoneng
Pulang : Pantai Cikoneng – Cilegon – Serang – Pontang – Tanara – Kronjo – Balaraja – Talaga Bestari.
Total Jarak tempuh kira-kira 206 Km.
Buat Bro n Sist yang ingin melihat dengan google map, silahkan klik http://goo.gl/maps/QwTZk
Perjalanan dimulai pada hari Minggu tanggal 11 Mei jam 8 pagi. Setelah mendapat kabar bahwa motor om Aan (Red clover) mengalami trouble, juga om Gusti yang masih berada di Pasar, Kami sekeluarga memutuskan untuk berangkat ke Cilegon sendiri menggunakan satu motor yaitu Regal Raptor Daytona 350. Tujuan kami sangat simple, kami hanya ingin menikmati hembusan angin pagi diatas motor kesayangan, sekaligus berkunjung ke rumah om Askhar sambil meracuni sang Ayah untuk mencicipi sensasi Regal Raptor Daytona. 😀
Setelah persiapan selesai, kami bertiga (saya, proleevina dan Keysya) pun berangkat ke arah barat dengan suasana hati yang berbunga-bunga. Dentuman kedua knalpot RR Daytona menemani keceriaan kami sepanjang jalan sambil melaju santai menikmati setiap hembusan angin yang mengalir melewati celah riding gear yang kami kenakan.
Pagi itu suasana jalur Balaraja – Cilegon seolah sejalan dengan suasana hati kami. Jalanan yang biasanya penuh sesak dengan antrian truk bermuatan overload, pagi itu berubah menjadi seperti suasana hutan belantara nan hijau dengan barisan panjang antrian dinosaurus.
Jengkal demi jengkal jalan raya serang kami susuri dengan semangat 45, hingga saatnya kami tiba di sebuah kafe sederhana di Markas Kopasus Serang, kami pun menyempatkan untuk singgah sejenak demi mengisi perut dengan semangkuk bubur ayam. Di peristirahatan tersebut saya masih sempat menghubungi om Gusti yang katanya akan menyusul. Tapi apa daya, bagaikan bertepuk sebelah tangan, Whats app tak dibalas, Telepon pun tak diangkat. Ya sudahlah…
Perjalanan pun kami lanjutkan hingga tiba di sebuah tempat yang telah disepakati, kami menanti kedatangan om Askhar menjemput kami. Tak berapa lama, om Askhar pun tiba dengan senyumannya yang khas. Kami berempat pun langsung menuju ke Selatan, tepatnya di Daerah Ciwedus tempat kediaman om Askhar (salah satu member Prides Chapter Cilegon) sekaligus Main Office dari perusahaan Digital Recording “Minusoneku”.
Sesampainya di rumah om Askhar, kami pun terlarut dalam obrolan panjang, seolah bertemu sahabat lama. Menjelang siang, Ayah om Askhar datang dengan mengendarai Kaisar Ruby. Tanpa basa basi, Saya pun mengajak Ayah untuk melakukan Test Ride. Saya menjajal sang “V-Twin 250”, sedangkan Ayah menjajal “Inline Twin 320”. V-Twin memang Istimewa, suara knalpot yang membulat mengiringi ledakan torsi yang dasyat menggerakkan motor dengan bobot hampir 200 Kg itu.
Setelah perjalanan pendek kira-kira 10 Km, kami pun kembali. Ayah tak berkomentar banyak mengenai motor saya, hanya satu kata yang terucap “enak” sembari tersenyum lebar dan tak henti-hentinya memandangi si softail di setiap lekuk sudutnya. Semoga racunnya Mujarab 😀
Selepas Dzuhur, Kami ber enam kedatangan mamah dan juga Adiknya om Askhar dengan membawa kendaraan Roda empat. Selang beberapa saat, jadilah kami berangkat menuju ke Selatan untuk menikmati “Sego Pecel Kembang Turi” di atas puncak bukit di daerah Bulakan kecamatan Cibeber – Cilegon. Rombongan pun dipisah, tiga orang laki-laki (Saya, om Askhar dan Ayah) konvoi menggunakan 3 motor sedangkan 5 orang perempuan (Proleevina,Key, tante Anis, Mamah dan Adik om Askhar) menggunakan roda 4.
Setelah melewati jalanan berliku yang cukup lengang, tibalah kami di sebuah kedai di puncak bukit yang benar-benar asri yaitu kedai “Sego Pecel Waras Farm”. Naah… buat teman-teman dari Jakarta atau Tangerang, berkunjung tempat ini bisa menjadi alternatif untuk bersantai di hari minggu. Jarak tempuh dari Kota tangerang hanya sekitar 2.5 – 3 jam saja dengan menggunakan sepeda motor.
Singkat cerita, kami pun menempati sebuah saung di tepi jurang dengan pemandangan hijau menghampar luas sambil ditemani semilir angin yang seolah berbisik menyanyikan lagu Ninabobo. 😀
Dengan kondisi perut yang kosong, kami pun menunggu pesanan makanan dengan penuh rasa gusar, seperti seorang gadis yang sedang menunggu untuk dilamar. Waktu berjalan pelan sampai tiba saatnya sajian Nasi Pecel Kembang Turi hadir di atas meja seolah siap untuk diterkam. Dan tanpa berpikir panjang, saya pun langsung melahap nasi pecel itu hingga lupa akan satu hal, “Menu nya belum difoto” :shock:. Beruntung masih ada satu menu yang utuh. Jadilah Foto seperti dibawah ini 😀
Entah datang dari mana, tiba-tiba terbesit ide untuk melanjutkan perjalanan menuju Anyer. Menurut om Askhar, perjalanan dari Sego Pecel menuju Anyer hanya memakan waktu 45 menit.
Menjelang sore, keluarga om Askhar pamit untuk kembali pulang. Tinggal kami berlima yang tak mampu menahan hasrat riding yang semakin menggebu. Jadilah kami menuntaskan hasrat tersebut untuk melanjutkan menyusuri jalanan desa yang baru selesai diaspal menuju Mancak kemudian belok ke arah Anyer.
Suasana sore itu benar-benar menggairahkan. Hamparan sawah di kiri kanan dengan perbukitan sebagai latar belakangnya seolah berpadu dengan cerahnya langit beserta sinar mentari yang hangat membelai tubuh kami. Desiran suara angin terangkai dengan suara balancer Pulsar UG4 yang bersahut merdu dengan suara stereo knalpot daytona menjadi sebuah harmoni yang indah mengiringi perjalanan kami. Ahh… andai bisa seperti ini setiap hari…
Perjalanan menuju Anyer terasa begitu singkat. Sekejap setelah saya terjaga dari buaian angin sore pedesaan, sekejap itu pula kami telah sampai di Alun-alun Anyer. Saatnya berbelok ke kiri menyusuri jalan yang lebih besar dan penuh dengan dinosaurus :lol:. Tak jauh dari Alun-alun Anyer, kami berhenti, merapat ke sebuah pantai di daerah Cikoneng. Ya, pantai dimana disitu terdapat sebuah bangunan peninggalan belanda yaitu mercusuar Z.M. Willem III yang sudah berumur 129 tahun.
Untuk mengobati rasa penasaran, saya bersama proleevina masuk kedalam mercusuar, sementara “Key” kami titipkan pada pasangan muda yang memang sedang menanti kehadiran seorang anak. Bak muda-mudi yang sedang berpacaran, kami berdua menapaki satu demi satu anak tangga yang berjumlah tidak kurang dari 200 tersebut dengan penuh hati-hati.
Sesampainya di puncak menara, kami disuguhkan panorama alam pedesaan dipadu dengan pantai dan langit yang cerah dengan sudut pandang yang berbeda. Jalan raya Anyer – Carita yang sebelumnya sangat sering saya lewati, tampak lebih indah jika dipandang dari atas sini.
Setelah selesai ber foto ria, kami berdua turun untuk menjemput Key yang ternyata masih asyik bermain bersama tante Anis dan om Askhar. Selepas sholat ashar yang sedikit terlambat, tiba giliran kami berlima menikmati sore yang indah di tepi pantai. Seolah tak mau kalah dengan beberapa pasangan yang melakukan foto PreWedd, kami pun tak kehabisan gaya untuk mengekspresikan kemesraan di depan lensa hingga senja semakin memerah menandakan saatnya kami untuk beranjak pulang.
Benar saja, apa yang kami khawtirkan benar-benar terjadi. Kami menyusuri jalan dari Cikoneng menuju Cilegon melewati kemacetan yang cukup parah. Berbekal semangat yang tersisa kami berlima sampai di kota Cilegon dengan selamat. Satu porsi bakso dan segelas minuman dingin menandai akhir perjumpaan kami sore itu. Semoga lain waktu bisa bertemu kembali.
Kini giliran kami bertiga yang harus kembali melanjutkan perjalanan menuju Balaraja dengan HP yang sudah Lowbatt :sad:. Setelah mendengar kabar bahwa jalur perbatasan Balaraja Cikande lumpuh akibat pengecoran jalan,kami pun memutuskan untuk melewati jalur utara dengan rute Serang – Pontang – Tanara – Kronjo – Balaraja. Tak disangka dan tak diduga, menuju Pontang dari Serang Kota adalah pilihan yang 100% salah :cry:. Kami bertiga diatas sebuah motor cruiser disuguhi kondisi jalan yang hancur lebur layaknya jalan Punduh Perdada menuju Kiluan. Apa daya, nasi telah menjadi bubur, jadilah kami mencari potongan ayam, kerupuk, bawang goreng dan cakwe :D. Di sebuah warung kami beristirahat untuk melepas lelah dan dahaga.
Lelah terobati, dahaga pun teratasi, kami melanjutkan perjalanan di malam hari menyusuri jalanan korban korupsi oknum pemerintah Banten ini. Dengan sangat lambat, akhirnya kami sampai di perempatan Pontang (tembusan dari Ciruas). Selepas perempatan Pontang, kondisi jalan sedikit lebih manusiawi. Kami bertiga menyusuri Jalan yang gelap itu dengan santai ditemanai nyanyian suara kodok dan jangkrik yang saling bersahutan bagaikan supporter tim sepak bola.
Tepat jam 21:50 kami bertiga akhirnya sampai di rumah tercinta setelah menempuh perjalanan dari Cilegon selama 3.5 jam dan langsung disambut dengan pemadaman Listrik :'( . Kami berdua langsung tergeletak lelah sedangkan buah hati kami “Key” seolah tidak mau tahu dengan terus mengoceh dan tertawa mengajak kami untuk bermain.
Alhamdulillah, perjalanan singkat kami terlaksana dengan aman, tanpa ada trouble, tanpa ada kecelakaan. Kami sekeluarga mengucapkan terimakasih banyak untuk om Askhar beserta keluarga yang telah menyambut kami dengan sangat hangat. “Kapan kalian main kesini?”. Salam untuk Ayah, saya siap untuk mengantar ke Dealer Regal Raptor.
Bro n Sist, Silahkan dikomentari…
Si Bajaj diganti ini kah mang? Sori mun gagal paham hehehe
http://kobayogas.com/2014/05/26/amburadulnya-kualitas-plat-nomor-kendaraan-saat-ini/
Kyaaaa… beneran gagal paham ini mah
foto-fotone apikmen om.. ah jadi penasaran aspal banten.. 😀
Awas, itu cuma kamuflase. Foto aspal itu gambaran 10% kondisi jalanan banten, 90%nya ???
cakepp
Nyontek rutenya ah..
*nunggu plat terbit*
Wew…
Duet yuk, sesama SOHC Inline double muffler
Hayuk kapannn.. Japri yaaa..
siluetnya mantabh om 😎
to the point, pm almtny bro, telaga bestari blok brp?? pnsarn nie, pngn maenan gas ny RR ..
PM sent.
mas saya tertarik dengan RR daytona, mau tanya selama mas gunakaknitu ada masalah engga. kira kira bisa digunakansehari hariengga yah mas.. perbandingan bensinnya 1 banding berapa ? tanks
Masalahnya yg signifikan cuma satu, kalo dipake boncengan, ban belakang sering mentok ke spakbor. Solusinya ganti sok belakang punya harley softail harga 3 – 6 juta.
Harusnya sih bisa dipake harian, pernah dipake macet2an parah bahkan super parah, suhu mesin normal, fan radiator merek panasonic kenceng banget.
Kompresi 10.2:1 minum pertamax, tapi masih aman dikasih premium.
Konsumsi bbm 1:21 dalkot (Tangerang), 1:25 luar kota, 1:18 dalkot jakarta sore.
penasaran sama motor cruiser. ada yg bisa di test ride? *ngarep*
btw naik motor gitu nyaman, tapi bikin ngantuk gak ya? 🙂
Ngantuk..
weleh gak jadi deh kalo bikin ngantuk xixixi… 😀