Bro n Sist…
Tulisan kali ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya (klik disini…) yaitu riding report liburan seru ke Lampung part 1.
Pagi itu cuaca di sekitar hotel Pasific sangat cerah. Kami berlima telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Barang-barang yang telah dikemas rapih kami tinggalkan di kamar hotel sementara kami menuju restoran untuk menikmati sarapan pagi.
Setelah selesai sarapan, kami pun mengambil barang bawaan kami dan check out dari Hotel untuk melanjutkan perjalanan ke Bakauheni. Dengan kondisi badan yang segar setelah beristirahat semalam, perjalanan menuju Bakauheni di pagi itu pun bisa kami nikmati dengan maksimal. Memang, duduk diatas roda dua yang melaju santai di jalur lintas provinsi adalah salah satu yang membuat kami ketagihan untuk melakukan turing.
Kondisi lalulintas dari Bandar Lampung menuju Bakauheni di pagi itu sangat bersahabat dan benar-benar memanjakan kami berlima hingga hampir lupa untuk singgah beristirahat. Jam di Spidometer Apache menunjukkan pukul 09:53 menandakan bahwa kami telah menempuh perjalanan selama satu jam. Kami pun beristirahat di sebuah Mini mart di daerah Kalianda.
Setelah dirasa cukup, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Bakauheni. Sekitar 20 Km sebelum Bakauheni kami kembali dihadapkan pada perbaikan jalan yang kemarin kami lewati, namun kali ini dengan antrian yang lebih panjang. Selebihnya, perjalanan relatif lancar.
Sampai di Bakauheni, kami langsung belok kiri menuju lokasi Menara Siger yang menjadi Land Mark Provinsi lampung. Memasuki kawasan menara Siger, kami dikenai biaya retribusi sebesar Rp. 10.000,- per motor. Bangunan khas dengan bentuk menyerupai mahkota pakaian adat Lampung ini terletak di atas bukit menghadap pelabuhan Bakauheni. Saya sendiri sudah berkali-kali menyeberang ke pulau Sumatera dan sangat akrab dengan Menara Siger tampak berdiri kokoh di kejauhan.
Di siang hari yang terik, kami beristirahat di lokasi menara Siger. Panasnya cuaca siang itu terbayar lunas oleh pemandangan pantai selatan Lampung yang terlihat begitu indah dipandang dari atas sini. Di kejauhan tampak beberapa pulau kecil menghiasi selat sunda. Sementara tepat di bawah menara Siger di sebelah selatan, tampak pelabuhan Bakauheni dengan berbagai aktifitasnya yang terlihat jelas dari sini.
Hembuasan angin perbukitan menemani kami menyantap makan siang di lokasi menara Siger. Setelah cukup puas berjalan-jalan dan perut pun telah terisi, kami meninggalkan menara Siger untuk melanjutkan perjalanan menuju pantai terpencil di daerah Bakauheni yaitu pantai Blebu.
Untuk melihat peta menggunakan google maps, silahkan klik disini…
Pantai Blebu terletak di desa Kelawi kecamatan Bakauheni – Lampung Selatan. Lokasi Pantai Blebu ini sebenarnya cukup dekat dari Pelabuhan Bakauheni, jaraknya sekitar 20 Km saja. Namun untuk menjangkau pantai ini, kami harus melewati jalanan rusak yang cukup parah dengan kondisi jalan naik turun. Istri dan anak saya terpaksa harus berjalan kaki saat kami melintasi turunan curam dengan dasar tanah berpasir dan bebatuan lepas.
Setelah melewati jalur yang benar-benar melelahkan, tibalah kami di lokasi pantai Blebu yang memang masih sangat alami dan menawan. Pantai yang berada di balik gunung Rajabasa ini membius kami dengan panoramanya dan juga suasananya yang begitu tenang, jauh dari keramaian. Hembusan angin pantai meniup dedaunan menimbulkan suara syahdu yang selalu kami rindukan. Garis pantai memanjang terlihat melengkung dengan deretan pohon kelapa serta batu karang yang kokoh di sebelah kiri. Sementara di sebelah kanan, terdapat pantai yang landai sampai ke tengah dengan pemandangan sebuah pulau kecil yang tidak jauh dari bibir pantai.
Kami beristirahat di bawah pohon Waru yang rindang sambil menikmati hembusan angin dan panorama alam yang tiada duanya. Tepat di sebelah kami adalah muara sungai kecil yang saat ini sedang kering sehingga tampak dasar muara yang penuh dengan bebatuan sampai ke bibir pantai. Pemandangan seperti ini tidak saya sia-siakan untuk berpose bersama motor kesayangan.
Tak terasa matahari sudah mulai condong ke barat, padahal sepertinya kami baru saja tiba di tempat ini. Dengan berat hati kami pun meninggalkan pantai Blebu dengan sejuta kerinduan untuk kembali kesana di lain waktu.
Perjalanan dari Pantai Blebu menuju Pelabuhan Bakauheni memakan waktu sekitar 45 menit. Sekitar pukul 4 sore, kami memasuki kapal feri yang akan mengantarkan kami kembali ke pulau Jawa. Kami benar-benar memanfaatkan waktu diatas kapal untuk beristirahat. Selepas Maghrib, kami pun tiba di Pelabuhan merak. Perjalanan kami lanjutkan menuju Tangerang dengan suasana yang sedikit mencekam karena begitu banyaknya pengendara motor yang ugal-ugalan sepanjang jalur Merak sampai Serang.
Di Kota Serang, kami kembali beristirahat sambil makan malam. Selesai beristirahat, perjalanan kami lanjutkan dengan sangat hati-hati, dan saya benar-benar tidak tahan dengan banyaknya pengendara motor yang ugal-ugalan dan kebut-kebutan di daerah ini. Syukur Alhamdulillah, kami bertiga sampai di rumah (Talaga Bestari) dengan selamat tanpa trouble dan tanpa accident, sedangkan teman kami masih harus melanjutkan perjalanan sampai ke Cengkareng.
T a m a t
Bro n Sist, silahkan dikomentari…
Menguasai…
Walah.. kalong 🙁
mantap…
ashemb kui ngisor bangunan profil nang bukit tak kiro jurang jebul gur suket 😆
weleh adik kecil e melu turing mas? elok tenan
Hahaha…
Anak ku melu turing ket umur 8 bulan
penak tenan iso jalan-jalan sekeluarga 😀
Alhamdulillah master do mampir.
Mantab…