Review Grand New Avanza 2016 Oleh Mantan Pengguna Avanza G 2006

image

Bro n Sist…
Saya adalah mantan pengguna Toyota Avanza G tahun 2006 selama 3.5 tahun yaitu dari 2008 hingga 2012. Tidak tanggung-tanggung, sebagai inventaris kantor, mobil tersebut menemani aktifitas harian saya sampai hampir 200.000 km. Banyak kesan “negatif” terhadap Avanza G ini saat saya pertama kali menggunakannya. Tepatnya saat baru beralih dari Karimun Estilo. Yang palin menonjol, tentu saja suspensi mobil ini yang menyerupai truk. Tidak berlebihan jika fikiran bawah sadar saya langsung membayangkan “guncangan” jika mendengar kata “Avanza”.

Sembilan tahun berlalu, kenangan terhadap guncangan suspensi Avanza masih melekat dalam benak saya. Berganti mobil mulai dari Grand Livina, Panther hingga BMW serie 5, tidak ada yang se dahsyat guncangan Avanza 2006.

Beberapa waktu lalu, seorang kawan dari Jakarta datang ke rumah dengan membawa Grand New Avanza 2016. Dengan penuh rasa “Under estimate” saya pun menjajal untuk mengemudikan mobil ini dari tempat tinggal kami yaitu di Ring road Selatan Jogja menuju ke Pantai Timang Gunung kidul PP. Berikut ini review saya terhadap Grand New Avanza tipe G 2016.

Suspensi tidak se keras Avanza lama

Ternyata waktu telah merubah Avanza menjadi lebih baik. Guncangan suspensi belakang Grand New Avanza 2016 yang masih menggunakan suspensi NON Independent alias Rigid, tidak se dahsyat dulu. Redaman suspensi Grand New Avanza 2016 ini sudah jauh lebih baik. Rasanya sebelas duabelas dengan Mobilio atau BR-V. Meskipun masih kalah nyaman dibanding Ertiga apalagi Grand Livina.

Drive by Wire Grand New Avanza kurang responsif

Pertama kali saya menggunakan mobil Drive by wire adalah Grand Livina 2012. Terasa kurang responsif antara injakan pedal gas dengan akselerasi mesin. Kemudian tahun lalu saya menjajal Datsun Go. Kasusnya juga sama, kurang responsif. Dan di Datsun Go ini “lag” alias jeda nya lebih terasa.

Drive by Wire di Grand New Avanza ini rasanya mirip dengan Datsun Go. Terasa ada lag yang berlebihan saat pedal gas diinjak secara spontan. Sedikit merepotkan bagi yang terbiasa dengan kabel gas konvensional terutama saat ingin berakselerasi cepat. Karakter Avanza lama yang begitu responsif, seolah hilang di Grand New Avanza ini. Sayang sekali…

Peredaman ruang kabin cukup baik

Lagi-lagi, waktu telah merubah Avanza menjadi lebih baik. Tidak ada lagi suara gemuruh raungan mesin masuk ke ruang kabin. Suara-suara dari luar mobil pun hanya sedikit saja yang masuk ke ruang kabin. Jauh lebih senyap jika dibanding Avanza lama. Bahkan jika boleh jujur, kesenyapan kabin Grand New Avanza ini sedikit lebih baik dibanding Grand Livina 2012.

Handling masih limbung

Dengan dimensi yang tidak berubah banyak dibanding pendahulunya, ditambah suspensi belakang yang lebih lembut, sudah bisa ditebak, handling Grand New Avanza 2016 ini masih terasa limbung. Saat melibas tikungan tajam, body rolling masih sangat terasa. Sekaligus menjawab pertanyaan saya di tulisan saya beberapa waktu lalu dari balik kemudi BMW 530i mengenai mobil-mobil yang sedang kencang di Ringroad Jogja mendadak melambat saat memasuki tikungan parabolic. Ternyata karena limbung.

Pengereman mantap

Grand New Avanza 2016 ini sudah dilengkapi dengan ABS (Antilock Brake System) dan kalo tidak salah sudah ada EBD (Electronic Brake force Distribution) juga. Tidak heran jika pengereman mobil ini sangat baik. Rem terasa pakem tetapi tidak mengagetkan alias halus. Pokoknya enak. Lebih enak dibanding rem BMW tahun 90an.

Torsi mesin kurang

Jangan protes jika saya mengatakan torsi mesin mobil ini termasuk kurang. Karena bukan cuma saya yang merasakannya. Sang pemilik pun merasakan hal yang sama. Saat beranjak naik dari pantai Timang menyusuri jalan bebatuan dengan muatan 5 orang, teman saya secara reflek langsung mematikan AC. Menurut dia, jika AC tidak dimatikan, maka dikhawatirkan tidak kuat menanjak.

Benar saja, meskipun AC sudah dimatikan, saat berpapasan dengan mobil lain sehingga roda kiri harus turun ke gravel, mobil ini ternyata tidak kuat untuk kembali naik lintasan. Padahal hanya diisi 5 orang penumpang. Alhasil, semua penumpang turun, eh, tidak semua, supirnya tetep di mobil ? barulah mobil bisa kembali ke track.

Sebagai gambaran, setahun yang lalu saya melintasi track ini menggunakan Panther dengan penumpang 7 orang, enteng saja. :mrgreen:

Kesimpulan

Avanza yang dulu bukanlah yang sekarang. Dulu mengguncang, sekarang lebih nyaman. Tidak heran jika penjualan Grand New Avanza tetap menguasai. Meskipun jika melihat kompetitornya, bisa disimpulkan suksesnya penjualan Avanza lebih disebabkan oleh kekuatan Brand serta Resale Value yang terbaik.

Grand New Avanza bukan yang terbaik di segmen ini, akan tetapi Grand New Avanza sangat cocok bagi pengguna Avanza lama yang ingin mengganti kendaraannya dengan yang baru. Banyak sekali perubahan positif di mobil ini yang menjadikannya terasa berbeda dan jauh lebih nyaman dibanding generasi-generasi sebelumnya. So, jangan under estimate dulu.

Silahkan dikomentari…

Baca juga:

Review & Test Drive Mitsubishi Xpander

Pilih Mana? All New Terios 2018 atau Xpander?

Kecewa All New Terios 2018, Ini Komentar Pecinta Terios Lama

Penjualan Wuling Confero Turun Terus

Gigi Mundur Xpander Manual Mirip Mobil Eropa / Amerika

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *