Pembukaan Dealer Ducati Bandung

Bro n sist, Tanggal 25 september kemaren saya ikut-ikutan nimbrung di acara pembukaan dealer ducati Bandung. Saya berangkat ke bandung bersama sedulur KOBOYS yaitu kang Sapto dan kang Atma. Rute yang saya tempuh yaitu:

Tangerang – Cakung – Klari – Kosambi – Purwakarta – Padalarang – Cimahi – Buah Batu – Jl. Suci (Bakso Lotus kang Monde) – Pasteur – Cimahi – Padalarang – Purwakarta – Kosambi – Bekasi – Tangerang.

Sekarang untuk memiliki motor Ducati jadi mudah dengan adanya fasilitas pembiayaan oleh bank CIMB Niaga dan Mandiri Financial, tentunya”mudah” bagi yang mampu.

Bro n sist, silahkan dicicipi dan dikomentari…

Kang Sapto dan Kang Atma “breakfast” di Cikalong

.

Foto bareng selebrity Internasional “Kang Haji Taufik TMC Blog”

.

Sambutan om Agustus selaku pimpinan Ducati Indonesia

.


Gunting pita

.

Ducati Diavel Carbon. Udah pernah touring Jakarta – Bali lhoo… *kok gak ngegasruk yaa???

.

Penerus pembalap Superbike Ducati tahun 2012

Talaga Bodas Garut

Bro n sist…

Kali ini saya menulis tentang perjalanan group riding di trek yang paling ekstrim yang pernah saya alami yaitu perjalanan menuju kawah Talaga Bodas di Kabupaten Garut bareng teman-teman PRIDES chapter Cirebon serta Kang Dadang Widaswara dan juga Suhu Bandhy Itachi.

Rute yang saya tempuh yait:

Berangkat : Tangerang – Cikarang – Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Cileunyi – Malangbong – Kadipaten – Naik ke Talaga Bodas.

Pulang : Talaga Bodas – Kadipaten – Malangbong – Wado – Sumedang – Jalancagak – Wanayasa – Purwakarta – Kota Bukit Indah – Cikarang – Tangerang.

Untuk melihat menggunakan google map, klik disini..

Talaga Bodas adalah sebuah telaga di atas perbukitan dengan airnya yang berwarna putih menyala sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Talaga Bodas dapat dicapai melalui desa Wanaraja Kabupaten Garut atau melalui Desa Kadipaten kabupaten Tasikmalaya. Kami sengaja memilih rute melalui desa Kadipaten Tasikmalaya mengingat jalur ini lebih mederat bila dibandingkan dengan jalur Wanaraja.

Satu hal yang paling menarik menuju tempat ini yaitu saat kami bersusah-payah melewati trek bebatuan lepas sehingga segala daya dan upaya pun kami kerahkan hanya untuk menjaga agar jangan sampai terjatuh. Saya sendiri dengan motor seberat itu beserta sidebox, tankbag dan boncenger akhirnya terjatuh di trek bebatuan lepas pada sat menurun. Belajar dari pengalaman tersebut, sang boncenger pun terpaksa beberapa kali harus berjalan kaki saat melintasi trek yang cukup ekstrim.

Pak ketua Chapter memberi aba-aba untuk segera berangkat

.

Gerombolan Srigala menuju Talaga Bodas

.

Ksatria berambut gondrong yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kang Dadang Widaswara bersama sang sweeper

.

Sweeper handal yang juga dijuluki Suhu Tripod

.

Perjalanan mulai seru saat ada yang terjatuh…

.

Berfoto setelah beramai-ramai mengangkat motor yang terjatuh satu-persatu

.

Suasana di Talaga Bodas memang sangat mengasyikkan serta memanjakan mata. Hamparan air berwarna putih menyala dikelilingi bukit hijau yang masih alami mampu membayar rasa lelah setelah beroffroad ria. Bahkan bayangan tentang perjalanan pulang pun lenyap seketika saat kami dimanjakan oleh pemandangan alam yang begitu indah.

Talaga Bodas yang menyimpan sejuta pesona

.

Pose wajib yang selalu begitu-begitu saja

.

Bro n sist, silahkan dikomentari

 

 

Tangerang – Lombok Part 4 ( Pantai Candi Dasa, Amlapura dan Tulamben)

Bro n Sist …

Setelah sekian kali tertunda, akhirnya coretan ini selesai juga. Tulisan ini masih merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yaitu:

Tangerang Lombok Part 1

Tangerang Lombok Part 2

Tangerang Lombok Part 3

Kali ini saya nulis tentang perjalanan pulang dari Kuta (Lombok Tengah) sampai Tangerang. Rute yang say tempuh Yaitu:

Kuta – Gerung – Lembar – Padangbai – Candi Dasa – Amlapura – Tulamben – Singaraja – Seririt – Gilimanuk – Ketapang – Baluran – Situbondo – Probolinggo – Pasuruan – Gempol – Surabaya – Gresik – Paciran – Tuban – Sluke – Rembang – Pati – Kudus – Demak – Semarang – Kendal – Waleri – Batang – Pekalongan – Pemalang – Tegal – Brebes – Cirebon – Jatibarang – Karawang – Cikarang – Bekasi – Jakarta – Tangerang.

Menempuh jarak 1447 KM dan bermalam dua kali yaitu di Probolinggo dan Pekalongan. Perjalanan pulang saya sengaja untuk melewati jalur utara pulau bali, selain jalur ini lebih sepi, saya juga penasaran untuk mengelilingi pulau Bali.

Monggo dicicipi oleh-olehnya:

Pantai di sekitar pelabuhan Lembar Lombok Barat

.

Suasana di pinggir pantai Candi Dasa Bali

.

Panorama indah Amlapura Bali

.

Mengejar matahari di Tulamben Bali

.

Sunset di Tulamben Bali

.

Nikmatnya cruising di Jalur Paciran – Tuban

.

Suasana sore hari di Sluke Jawa Tengah

.

Perjalanan pulang pun baerjalan lancar tanpa trouble dan tanpa accident.

Resume:

Total jarak tempuh motor : 2922 KM
Total isi bensin : Rp. 410.000,- isi premium 100%
Service : 1 kali di Paciran kab. Lamongan arah pulang, plus ganti oli.

Tangerang – Lombok Part 3 (Pantai Kuta Lombok tengah dan Rumah adat Lombok)

Bro n sist,

Ini adalah lanjutan dari coretan perjalanan saya “Tangerang – Lombok” Part 1 dan Part 2.

Sesampainya di Padangbai, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal feri untuk menyebrangi selat Lombok. Penyebrangan kali ini memakan waktu lebih lama yaitu 5.5 jam dengan tarif Rp. 101.000,- per motor. Ada kesan tersendiri pada penyebrangan saya kali ini, selain jarak dan waktu tempuh yang berbeda, juga pelayanan awak kapal yang lebih ramah serta mementingkan kepuasan pelanggan, mulai dari kondisi kapal yang lebih bersih, sampai adanya pernyataan yang tertempel di dinding kapal “semua fasilitas di kapal ini Gratis”, wow… sangat berbeda dengan pengalaman saya menyebrangi selat Sunda dan Selat Bali. CMIIW

Menyebrangi selat Lombok

.

Di Pulau Lombok sangat banyak lokasi yang eksotis dan wajib dikunjungi, sangat disayangkan lagi-lagi karena keterbatasan waktu, saya tidak bisa mengunjungi semuanya.

Setelah bermalam di kota Mataram, pagi-pagi saya berangkat menuju pantai Kuta yang terletak di kecamatan Pujut Lombok tengah. Lokasi ini berjarak sekitar 76Km dari kota mataram. Dengan adanya jalan baru yang mulus dan sepi, Mataram sampai Pantai Kuta dapat saya tempuh dalam waktu 1 jam.

Pantai Kuta merupakan salah satu pantai terindah yang saya temui, jernihnya air laut, gugusan karang yang menjulang serta hamparan pasir putih di sepanjang pantai menghadirkan suasana yang sulit untuk dilupakan. Terlebih dengan uniknya pasir di pantai ini yaitu berupa butiran yang menyerupai lada.


Pantai Kuta Lombok Tengah salah satu pantai terindah

 

 

 

Jernihnya air laut memancarkan keindahan tersendiri

Gugusan karang di pinggir pantai Kuta

Suasana yang selalu saya rindukan

.

Gak terasa waktu berjalan begitu cepat, dengan berat hati saya meninggalkan pantai yang sangat indah ini. Berikutnya saya menyempatkan diri untuk singgah di perkampungan dalam di daerah pujut. Di kampung ini penduduk setempat masih menghuni rumah adat mereka yaitu “rumah Sasak”. Salah satu yang paling unik dari rumah sasak yaitu lantai rumah yang selalu dipel menggunakan “kotoran kerbau”, hiii…

Rumah adat masyarakat Pulau Lombok

.

Demi waktu, perjalan di Lombok saya sudahi, saatnya kembali ke pelabuhan Lembar untuk menyebrang ke pulau Bali. Di atas kalap saya hanya bisa memandangi indahnya pantai sekotong di sebelah selatan. “ah… lain kali aku harus kesana…”…

“Lain kali aku harus kesana…”

.

Tangerang – Lombok Part 2 ( Pantai Sanur, Pantai Jumpal dan Padangbai )

Bro n sist

Berikut ini adalah lanjutan coretan perjalanan saya yaitu dari Gilimanuk (Bali) sampai Mataram (Lombok). Untuk membaca tulisan saya “Tangerang – Lombok Part 1” silahkan klik disini..

Saya sampai di Gilimanuk pukul 17:15 WITA atau 16:15 WIB. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat karena perbedaan WIB dan WITA, he..he..

Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman BBC (Bali Bajaj Club) atas sambutan yang begitu hangat, juga traktirannya. Sungguh merupakan hal yang sangat menyenangkan bisa bertemu dengan kalian semua, dan gak bisa saya lupakan.

Sambutan hangat dari BBC ( Bali Bajaj Club )

.

Lanjut, Mengingat waktu yang gak banyak, hanya beberapa lokasi saja yang saya kunjungi di Bali, yaitu:

Pantai Sanur

Pastinya nama pantai ini sudah sangat akrab di telinga bro n sist. Ya, pantai yang terkenal dengan sunrisenya yang indah ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Sangat disayangkan, pagi itu saya bengun tidur kesiangan (*ups…), alhasil, sunrise pun terlewatkan.

 

 

Suasana asyik di Pantai Sanur

.

Pantai Jumpal

Pantai ini berada di jalur selatan Bali, kira-kira 25KM dari pantai Sanur, tepatnya di antara Sanur dan Goa Lawah terdapat sebuah desa bernama desa Jumpal. Berbeda dengan Sanur, suasana di Pantai Jumpal masih sangat alami dan jauh dari kesan ramai. Deburan ombak yang menggulung menuju tepian pantai yang berupa pasir hitam yang sangat lembut menjadi daya tarik yang khas dari pantai ini.

Pasir hitam yang lembut di pantai Jumpal

.

Pantai Padangbai

Padangbai adalah nama sebuah daerah di Kabupaten Karangasem Bali. Disinilah tepatnya pelabuhan penyebrangan Bali – Lombok. Meskipun dekat dengan pelabuhan, keasrian di pantai padangbai masih sangat terjaga.

Padangbai

.Bro n sist, silahkan dikomentari…

 

 

Tangerang – Lombok Part 1 ( Pantai Sluke, Pasirputih dan Pantai Bangsring )

Bro n sist,

Kali ini saya coba menyajikan tulisan mengenai perjalanan saya ke pulau Lombok beberapa waktu yang lalu. Mengingat coretan perjalanan ini agak panjang, maka saya bagi jagi 3 bagian yaitu:

Part 1 : Keberangkatan dari Tangerang sampai Gilimanuk.

Part 2 : Perjalanan di Bali (jalur Selatan) sampai Mataram (Lombok).

Part 3 : Pantai Kute Lombok tengah dan Rumah Adat Lombok.

Part 4 : Perjalanan pulang dari Lombok sampai Tangerang.

.

Part 1.

Perjalanan dimulai tengah hari selepas dzuhur dengan Rute Tangerang – Cirebon – Demak – Tuban – Surabaya – Pasuruan – Ketapang  dilanjutkan menyebrang dari Ketapang ke Gilimanuk.

Rute Tangerang – Ketapang (Banyuwangi)

Untuk melihat via google map klik disini..

Perjalanan etape pertama yaitu dari Tangerang sampai Demak memakan waktu sekitar 13 jam dimulai pukul 12:30 WIB dengan jarak tempuh kira-kira 546 Km. Saya menyempatkan diri mampir di kota Cirebon sekedar mengobati rasa kangen sama “Nasi Jamblang” di Jl. Kartini Cirebon.

Nasi Jamblang Jl. Kartini Cirebon

.

Perjalanan etape kedua yaitu dari Demak sampai Pasuruan memakan waktu sekitar 11 jam dimulai pukul 10:30 WIB dengan jarak tempuh kira-kira 360 Km. Sempat mampir di pinggir pantai di daerah “Sluke” kabupaten Rembang karena tergoda dengan panorama yang begitu indah.

Panorama pantai Sluke yang menggoda

.

Perjalanan etape ketiga yaitu dari Pasuruan sampai Denpasar memakan waktu sekitar 13 jam dimulai pukul 08:30WIB dengan jarak tempuh di jalan raya kira-kira 350 Km. Sempat mampir di Pasirputih Situbondo.

Pantai Pasirputih Situbondo yang mempesona

.

Saya juga menyempatkan diri untuk bersantai di pantai di daerah “Brangsing”, tepatnya 1 KM sebelum objek wisata “Watu Dodol”. Di sini merupakan jarak terdekat antara pulau Jawa dengan pulau Bali. Dengan jarak hanya sekitar 3 KM, taman nasional Bali Barat tampak jelas di seberang. Satu hal yang paling berkesan dari pantai ini adalah airnya yang berwarna biru pekat menyerupai air spirtus yang belum pernah saya temui di tempat lain.

Biru pekat warna air laut di pantai Bangsring.

Objek wisata Watu dodol Banyuwangi

.

Perjalanan dari Ketapang sampai Gilimanuk menggunakan kapal feri dengan tarif Rp. 17000,- per motor.

Memasuki Bali

.

Bro n sist, sekian dulu coretan perjalanan ini, silahkan dikomentari dan tunggu kelanjutannya…