Tangerang – Lombok Part 3 (Pantai Kuta Lombok tengah dan Rumah adat Lombok)

Bro n sist,

Ini adalah lanjutan dari coretan perjalanan saya “Tangerang – Lombok” Part 1 dan Part 2.

Sesampainya di Padangbai, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal feri untuk menyebrangi selat Lombok. Penyebrangan kali ini memakan waktu lebih lama yaitu 5.5 jam dengan tarif Rp. 101.000,- per motor. Ada kesan tersendiri pada penyebrangan saya kali ini, selain jarak dan waktu tempuh yang berbeda, juga pelayanan awak kapal yang lebih ramah serta mementingkan kepuasan pelanggan, mulai dari kondisi kapal yang lebih bersih, sampai adanya pernyataan yang tertempel di dinding kapal “semua fasilitas di kapal ini Gratis”, wow… sangat berbeda dengan pengalaman saya menyebrangi selat Sunda dan Selat Bali. CMIIW

Menyebrangi selat Lombok

.

Di Pulau Lombok sangat banyak lokasi yang eksotis dan wajib dikunjungi, sangat disayangkan lagi-lagi karena keterbatasan waktu, saya tidak bisa mengunjungi semuanya.

Setelah bermalam di kota Mataram, pagi-pagi saya berangkat menuju pantai Kuta yang terletak di kecamatan Pujut Lombok tengah. Lokasi ini berjarak sekitar 76Km dari kota mataram. Dengan adanya jalan baru yang mulus dan sepi, Mataram sampai Pantai Kuta dapat saya tempuh dalam waktu 1 jam.

Pantai Kuta merupakan salah satu pantai terindah yang saya temui, jernihnya air laut, gugusan karang yang menjulang serta hamparan pasir putih di sepanjang pantai menghadirkan suasana yang sulit untuk dilupakan. Terlebih dengan uniknya pasir di pantai ini yaitu berupa butiran yang menyerupai lada.


Pantai Kuta Lombok Tengah salah satu pantai terindah

 

 

 

Jernihnya air laut memancarkan keindahan tersendiri

Gugusan karang di pinggir pantai Kuta

Suasana yang selalu saya rindukan

.

Gak terasa waktu berjalan begitu cepat, dengan berat hati saya meninggalkan pantai yang sangat indah ini. Berikutnya saya menyempatkan diri untuk singgah di perkampungan dalam di daerah pujut. Di kampung ini penduduk setempat masih menghuni rumah adat mereka yaitu “rumah Sasak”. Salah satu yang paling unik dari rumah sasak yaitu lantai rumah yang selalu dipel menggunakan “kotoran kerbau”, hiii…

Rumah adat masyarakat Pulau Lombok

.

Demi waktu, perjalan di Lombok saya sudahi, saatnya kembali ke pelabuhan Lembar untuk menyebrang ke pulau Bali. Di atas kalap saya hanya bisa memandangi indahnya pantai sekotong di sebelah selatan. “ah… lain kali aku harus kesana…”…

“Lain kali aku harus kesana…”

.

Tangerang – Lombok Part 1 ( Pantai Sluke, Pasirputih dan Pantai Bangsring )

Bro n sist,

Kali ini saya coba menyajikan tulisan mengenai perjalanan saya ke pulau Lombok beberapa waktu yang lalu. Mengingat coretan perjalanan ini agak panjang, maka saya bagi jagi 3 bagian yaitu:

Part 1 : Keberangkatan dari Tangerang sampai Gilimanuk.

Part 2 : Perjalanan di Bali (jalur Selatan) sampai Mataram (Lombok).

Part 3 : Pantai Kute Lombok tengah dan Rumah Adat Lombok.

Part 4 : Perjalanan pulang dari Lombok sampai Tangerang.

.

Part 1.

Perjalanan dimulai tengah hari selepas dzuhur dengan Rute Tangerang – Cirebon – Demak – Tuban – Surabaya – Pasuruan – Ketapang  dilanjutkan menyebrang dari Ketapang ke Gilimanuk.

Rute Tangerang – Ketapang (Banyuwangi)

Untuk melihat via google map klik disini..

Perjalanan etape pertama yaitu dari Tangerang sampai Demak memakan waktu sekitar 13 jam dimulai pukul 12:30 WIB dengan jarak tempuh kira-kira 546 Km. Saya menyempatkan diri mampir di kota Cirebon sekedar mengobati rasa kangen sama “Nasi Jamblang” di Jl. Kartini Cirebon.

Nasi Jamblang Jl. Kartini Cirebon

.

Perjalanan etape kedua yaitu dari Demak sampai Pasuruan memakan waktu sekitar 11 jam dimulai pukul 10:30 WIB dengan jarak tempuh kira-kira 360 Km. Sempat mampir di pinggir pantai di daerah “Sluke” kabupaten Rembang karena tergoda dengan panorama yang begitu indah.

Panorama pantai Sluke yang menggoda

.

Perjalanan etape ketiga yaitu dari Pasuruan sampai Denpasar memakan waktu sekitar 13 jam dimulai pukul 08:30WIB dengan jarak tempuh di jalan raya kira-kira 350 Km. Sempat mampir di Pasirputih Situbondo.

Pantai Pasirputih Situbondo yang mempesona

.

Saya juga menyempatkan diri untuk bersantai di pantai di daerah “Brangsing”, tepatnya 1 KM sebelum objek wisata “Watu Dodol”. Di sini merupakan jarak terdekat antara pulau Jawa dengan pulau Bali. Dengan jarak hanya sekitar 3 KM, taman nasional Bali Barat tampak jelas di seberang. Satu hal yang paling berkesan dari pantai ini adalah airnya yang berwarna biru pekat menyerupai air spirtus yang belum pernah saya temui di tempat lain.

Biru pekat warna air laut di pantai Bangsring.

Objek wisata Watu dodol Banyuwangi

.

Perjalanan dari Ketapang sampai Gilimanuk menggunakan kapal feri dengan tarif Rp. 17000,- per motor.

Memasuki Bali

.

Bro n sist, sekian dulu coretan perjalanan ini, silahkan dikomentari dan tunggu kelanjutannya…