Berburu BMW Tua

bmw tua

Bro n Sist…

Bulan september ini menjadi awal yang baru bagi saya karena kami sekeluarga akan melanjutkan petualangan berikutnya dengan kendaraan yang saya idam-idamkan selama bertahun-tahun yaitu sebuah BMW. Di blog tercinta ini, saya akan mendokumentasikan sekaligus berbagi cerita tentang BMW, siapa tahu bisa bermanfaat bagi Bro n Sist yang tertarik untuk memelihara the ultimate driving machine ini.

Babak pertama dimulai dengan mengumpulkan informasi mengenai BMW tua ini. Di era informasi seperti sekarang ini, asalkan mau, tidak akan kesulitan memperoleh infornasi yang kita perlukan, termasuk info tentang BMW tua. Mulai dari forum diskusi (semacam kaskus, seraya motor, modcom), group FB sampai blog yang mengulas tentang BMW tua ini dengan mudah kita temukan.

Mengumpulkan informasi ini sangat penting bagi saya untuk mengetahui suka duka, plus minus, serta kenikmatan dan resiko yang akan saya terima jika memelihara BMW tua.

Kenapa BMW tua?

Sudah pasti jawabannya karena BMW muda masih diluar jangkauan. Namun kalau ditanya “kenapa BMW?” jawabannya karena saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan BMW sejak tahun 1999 lalu. Bukan cuma itu, BMW adalah mobil kedua yang saya kendarai dan sensasinya masih terasa setelah hampir 17 tahun berpisah. Sensasi yang luar biasa yang tidak saya temukan setelah beberapa kali bergonta-ganti mobil.

Memilih BMW Tua

Dengan budget yang terbatas serta kebutuhan kabin yang luas, saya menjatuhkan pilihan pada BMW seri 5 E34 yang cukup populer di awal 90an. BMW dengan body E34 yang masuk ke Indonesia ternyata banyak macamnya:

535i E34M30 = 3500 cc dengan kode mesin M30, sistem injeksi masih menggunakan Jetronic

520i E34M20 = 2000cc 6 silinder inline dengan kode mesin M20, sistem injeksi masih menggunakan Jetronic dan menggunakan timing belt

518i E34M40 = 1800cc 4 silinder dengan kode mesin M40, masih menggunakan timing belt. Untuk body E34, tenaga mesin M40 ini dirasa sangat kurang.

520i E34M50 = 2000cc 6 silinder inline dengan kode mesin M50, sistem injeksi menggunakan Motronic (ECU) dan menggunakan timing chain.

520i E34M50TU = 2000cc 6 silinder inline dengan kode mesin M50TU, sistem injeksi menggunakan Motronic, mekanisme valve menggunakan timing chain dan dilengkapi dengan VANOS (semacam VVTi di toyota).

530i E34M60 = 3000cc 8 silinder V DOHC 32 valve dengan kode mesin M60. Sistem injeksi Motronic.

Diantara beberapa tipe BMW seri 5 e34 tersebut, 520i E34M50TU diklaim ketersediaan sparepart nya paling banyak, karena menggunakan mesin yang sama dengan adiknya yaitu BMW 320i E36 yang memiliki populasi sangat banyak.

Saya sendiri pada awalnya prefer untuk mendapatkan 520i M50TU. Namun takdir berkata lain, semua berubah saat saya test drive BMW 530i E34M60 3000cc V8 Individual. Seakan lupa dengan pakem konsumsi BBM dan ketersediaan sparepart. Sensasi kenyamanan seri Individual serta jambakan setan dari mode “Sport” di matic 3000cc ini benar-benar membuat saya terlena. Seperti terhipnotis, sekejap saya pun lupa dengan beberapa 520i yang saya datangi dan test drive sebelumnya. Bahkan saya lupa dengan standar pengecekan membeli mobil bekas. Pada akhirnya mobil pun mampir ke garasi ditebus dengan harga yang murah, namun memiliki beberapa PR yang tidak murah.

Penampakan BMW Tua Penghuni Garasi

Inilah badak merah penghuni garasi kami. BMW 530i E34 M60 B30 Individual. Seri Individual adalah seri dengan interior yang berbeda dengan seri standar. Dilengkapi dengan electric seat, electric krey, dan cool box (kulkas) menjadikan seri ini lebih mewah.

bmw tua

Tahapan berikutnya adalah restorasi agar bisa tampil seperti foto yang pertama. Hehehe…

Bro n Sist, silahkan dikomentari.

 

Baca juga:

Bengkel Spesialis BMW di Yogyakarta

Menjajal BMW 530i dari Jogja ke Bekasi via tol Cipali

7 Alasan jangan beli BMW E34 530i