[Share] Kenapa Pilih Isuzu Panther LM 2001

image

Bro n Sist,
Sebelum Gand Livina benar-benar meninggalkan saya, Panther tua warna biru sudah parkir di garasi, menggusur Grand Livina yang terpaksa parkir di pinggir jalan. Yup, mobil diesel 2500cc itu memang saya pilih untuk menjadi pengganti Grand Livina namun dengan fungsi tambahan yaitu sebagai pengangkut barang.

Saat hunting mobil pengganti Grand Livina, saya pengen dapat mobil dengan kriteria Irit, tangguh, bisa buat angkut barang, muat banyak, perawatan murah, budget dibawah 75 juta.

Awalnya saya cari Grandmax Blind Van atau Minibus untuk ngangkut barang. Cari Blind Van ternyata agak susah, begitu dapat, kebanyakan kondisinya sudah menyedihkan. Sedangkan Grandmax Minibus masih over budget. Disamping itu, istri saya gak setuju saya bawa grand max, menurut dia “kurang safety”.

Sempat melirik Mitsubishi Kuda Diesel, selain kencang & stabil, secara pribadi saya memang ngefans sama Mitsubishi. Kendala nya cuma satu, Kuda relatif boros, sedangkan mobil nantinya akan dipakai pulang pergi Tangerang – Jogja setiap dua minggu sekali. Dan pertimbangan selanjutnya, kalo gak cocok, untuk jual lagi agak susah.

Pilihan mengerucut ke Kijang Kapsul diesel sama Panther. Lagi-lagi Kijang harus dicoret selain karena masih cukup boros, Kijang kapsul diesel ternyata masih over budget. ?:'(

Pilihan terakhir ya Panther, semua kriteria masuk, hanya saja, karakter Panther sebenarnya sangat gak cocok dengan kebiasaan menyetir saya yang agak agressive hehehe… Selain kurang responsif, Panther juga terlalu limbung untuk bermanufer. Saya pun harus mengesampingkan ego demi pilihan yang lebih rasional.

Setelah hunting via OLX, dapatlah Panther biru LM tahun 2001 dengan harga miring. Setelah cek kondisi, mesinnya masih tokcer, kering dan halus. PRnya ada di body bagian bawah yang mulai pada keropos, kompressor AC bunyi dan blower AC kurang kencang. Tentu saja Panther LM punya PR bawaan yaitu interior yang alakadarnya dan cenderung mirip angkot. Tapi dengan harga dibawah 70jt semua PR tersebut saya anggap wajar. Apalagi saya dapat bonus velg 15 inch dengan 4 buah ban masih 95% ditambah pajak yang baru dibayar satu bulan lalu. Makin sreg deh.

Setelah konsultasi dengan pak guru Andi Hasan yang sangat berpengalaman tentang mesin Diesel, jadilah Panther LM 2001 warna biru ini saya boyong ke rumah dengan mahar kurang dari 70 juta.

Berikut ini plus & minus Panther LM 2001 untuk mobil harga 70 jutaan:

( – ) Versi paling murah, minim fitur dan interior ala angkot.
( – ) Mesin kurang responsif
( – ) Rata2 kondisi body bagian bawah sudah mulai keropos
( – ) Limbung
( – ) Berisik dan bergetar…
( – ) Konon kaki2 lemah

( + ) Irit bbm, bisa sampai 15 km/liter
( + ) Suspensi empuk dan nyaman
( + ) Perawatan murah
( + ) Sparepart mudah didapat
( + ) Tampang gak beda jauh dengan Panther terbaru
( + ) Mesin bandel

Sekian dulu deh, nanti dilanjut review setelah 5.000 KM.

Bro n Sist, silahkan dikomentari…

Sponsor :

image

17 thoughts on “[Share] Kenapa Pilih Isuzu Panther LM 2001

  1. salam kenal sebelumnya…
    saya juga sering naik panther, boil kantor.
    benar kata bro ochimkediri di atas. perhatikan kaki2…
    saya pernah ngalamin panther lepas ban saat melaju di pantura. nanti saya share foto sekaligus ta bikinkan artikelnya. menginspirasi sekali ini hehe….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *