[Review] 1000 KM Bersama Regal Raptor Daytona 350

Regal Raptor Daytona 350

 

Bro n Sist…

Tanggal 27 April lalu menjadi sejarah baru dalam kehidupan bermotor saya. Bagaimana tidak, motor yang selama setahun lebih tampil sebagai wallpaper di komputer akhirnya resmi menjadi pengganti Hyosung Comet saya. RR Daytona 350 tahun 2013 ini saya pinang dari seorang penggemar motor Cruiser di Garut sana yang berencana naik kelas ke 1200cc.

 

Sebagai gambaran, RR Daytona yang saya terima telah mengalami beberapa modifikasi ringan yaitu penambahan engine guard; penambahan raiser sehingga posisi stang lebih tinggi dan lebih dekat; bobok knalpot; penambahan sidebag mini; serta penggantian klakson ori dengan klakson keong merek Hella. Selebihnya original.

Hari berganti, waktu pun berlalu. Saya mulai ketagihan menunggangi Cruiser bermesin pararel twin ini. Hingga saat ini saya telah menempuh jarak sekitar 1200 KM menunggangi RR Daytona. Jika dibandingkan dengan pemilik pertama yang hanya menghabiskan 487 KM selama satu tahun lebih, mungkin saya terlalu betah berlama-lama diatas sang cruiser melewati berbagai kondisi jalan dengan santai.

 

Banting stir dari motor bergenre naked sport ke motor bergenre cruiser tentunya membutuhkan penyesuaian, Mulai dari riding position, handling bahkan respon engine pun sangat jauh berbeda. Namun saya tidak lagi membahas mengenai karakter RR Daytona, karena hal ini sudah saya bahas di tulisan sesi Test ride (klik disini…). Kali ini saya coba sedikit menceritakan pengalaman saya bercengkrama dengan cruiser 350 cc ini selama hampir satu bulan dengan menempuh jarak lebih dari 1000 Km. Monggo disimak…

Menjadi Pusat Perhatian

Jujur, hal ini lah yang membuat saya ragu untuk meminang RR Daytona setahun yang lalu, dan akhirnya harga baru RR Daytona tahun ini naik Rp. 8 juta lebih menjadi Rp. 42.8 juta.

Penampilan RR Daytona yang sangat berbeda dengan motor kebanyakan, membuat banyak orang melirik, menoleh bahkan ada yang sampai memutar badan memperhatikan motor ini. Rasanya, selain sedikit senang, tapi juga agak risih, semoga kedepannya makin terbiasa.

 

Servis dan Ganti Oli

Sama seperti Hyosung comet, RR Daytona ini saya servis di bengkel dakat rumah yaitu “Berkat Motor” di komplek Talaga Bestari Balaraja Timur. Kebetulan bengkel ini memiliki mekanik yang cukup cerdas dan teliti. Hasilnya cukup memuaskan, beberapa masalah kecil bisa diatasi di bengkel ini.

Untuk oli mesin, seperti biasa saya menggunakan Shell Advance AX7. Untuk RR Daytona ini, kapasitas oli mesinnya 1.9 liter.

 

Masalah Suspensi Belakang

RR Daytona mengadopsi sistem suspensi belakang “softail” yang menjadi trade mark dari beberapa varian Harley Davidson. Suspensi Softail ini menggunakan shock breaker tipe tarik, kebalikan dari shock breaker biasa yang tipe tekan. Artinya, shock breaker akan tertarik saat mendapat beban. Kedua shock breaker ditempatkan terlentang tersembunyi dibagian paling bawah diantara main frame dan swing arm frame, sehingga sekilas terlihat seperti “hard tail” / tanpa shock breaker.

Masalahnya, di RR Daytona, jarak antara ban dengan spakbor belakang sangat “mepet”, sehingga jika motor dipakai berboncengan, ban belakang sering “mentok” ke spakbor saat melewati polisi tidur atau jalan berlubang. Sebetulnya shock breaker RR Daytona bisa distel, namun untuk stelan paling keras pun terkadang masih mengalami “mentok” saat dipakai berboncengan.

Solusinya adalah dengan cara memodifikasi shock breaker tersebut, atau menggantinya dengan milik Harley Davidson Softail Series.

 

Suara Knalpot Terlalu Sopan

Sebagai gambaran, knalpot RR Daytona saya sudah dimodifikasi oleh pemilik sebelumnya dengan dibobok satu sekat. Dengan knalpot yang sudah dibobok itu pun, suara mesin RR Daytona masih terdengar malu-malu. Setelah hampir semua orang berkomentar “knalpotnya kurang garang”, maka saya putuskan untuk memodifikasi ulang knalpot tersebut. Urusan knalpot ini saya bahas di tulisan selanjutnya.

 

Masalah Bagasi

Sebagai pehobi luntang-lantung, bagasi tentunya menjadi hal yang sangat penting. Untuk RR Daytona ini sepertinya sangat tidak cocok jika dipasang side box, apalagi top box. Solusinya, saya menyiapkan tas carrier 60 liter yang ditutup dengan rain cover depan dan belakang kemudian diikat ke back rest (sandaran) boncenger. Beres!

 

Sensasi Berkendara Tiada Duanya

Urusan yang satu ini, RR Daytona memang tiada duanya. Kaki selonjoran, badan tegak, tangan lurus, jok lebar, kopling ringan dan responsif, persneling lembut, torsi melimpah, rem pakem dan masih banyak lagi sensasi menunggangi RR Daytona yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bro n Sist gak akan bisa merasakan sensasinya hanya dengan membaca cerita dari blog ini. Monggo test ride.. :mrgreen:

 

Bro n Sist, silahkan dikomentari…

34 thoughts on “[Review] 1000 KM Bersama Regal Raptor Daytona 350

  1. Asli gila lo bro…. Tp ane salut…. Ente berani mk motor yg sangat non mainstream. Bahkan dibanding kaisar Ruby pun motor ini lebih jarang lg. Asli…. Ane belum pernah liat d jalan…. Salute….
    Prok prok prok……

    • Lha…

      Regal Raptor yang beredar di Indonesia lebih dari 400 unit, bandingkan dengan motor saya sebelumnya “Hyosung Comet” yang cuma ada 20 unit.

      Dan Regal Raptor dealernya masih buka, bahkan penjualannya meningkat tajam, terutama untuk dikirim ke Bali.

  2. Kalo bisa kasi tau, apa aja yg bisa menjadi substitusi mesin motor ini bro…..
    Asli ganteng….
    Estrella ga ada apa2nya dah…..
    Jiwa nakalnya regal raptor sangat terlihat…..

  3. adeuh om saya udah seminggu merhatiin motor ini.. awalnya seneng yg bobber tapi malah udah ga diimport lagi @.@ (kalo tau ada yg mau lepas bisa info2 deh..).. nampang kalo pake helm old school, rompi denim, celana jeans sama sarung tangan half-finger plus boots, beeeuh keren bgt..

  4. Pingback: Research saya: Regal Raptor itu blasteran Bule-China, bukan Taiwan | V21-Society

    • Saya baru pake 1 bulan lebih, belum bisa ditarik kesimpulan. So far ga ada masalah. Kalo dilihat konstruksi mesinnya sih simpel banget. Nanti setahun insyaAllah saya review lagi.

  5. mau nanya nih.. kalo di pake harian enak ngak?? ane rencanaya mau minang ini motor.. mau tak pake ke kampus.. jalan2 dll..ane somisili bali .. thx dah di jawab ✌

  6. Buat harian di kondisi lalin JAKARTA pada hari kerja kira kira bagaimana ya? dipakai setiap hari, contoh rute sangar seperti semanggi gituh atau grogol … Apakah dari segi manuver, ketahanan mesin atau lainnya bisa digambarkan? Apakah masih dalam batas toleransi? Thanks before …

  7. Mudah2an ada rejeki…..langsung jatuh hati pada pandangan pertama 😀
    Mau atuh Kang test ride nya…..hehehehe….

  8. Alhamdulillah… gw baru seminggu beli Daytona 350 setelah 2th mengamati ahkirnya kesampaian jg.. kesan pertama begitu motor turun dari truk pengiriman mata tetangga pd melotot wkwkwk… ga sabar gw test jalan woow… sensasinya luar biasa serasa naik HD hehehe… banyak pengendara lain memandangi ,bahkan ada yg bertanya berapa cc om? 500 ya? Cukup gw jawab aja pakai senyuman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *